Kisah Mahasiswa Termuda Fakultas Kedokteran UNAIR Berusia 15 Tahun  

Ainun Albarr Qolby Mecca tidak pernah putus asa

Jakarta, IDN Times - Sosok Ainun Albarr Qolby Mecca viral di media sosial. Pemuda berusia 15 tahun ini masuk menjadi mahasiswa termuda Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) Tahun 2021.

Menjadi mahasiswa baru (maba) di usia 15 tahun di FK UNAIR tak semudah membalikkan telapak tangan. Di usia muda, Albarr harus berjuang sebelum dia diterima di FK UNAIR.

Dilansir laman resmi FK.Unair.ac.id, pemuda yang akrab disapa Albarr menceritakan bahwa dia merupakan siswa akselerasi di SMA. Di lingkungan kelas yang kompetitif membuat prestasinya menonjol.

Hal itu mengantarkannya menjadi menjadi 50 siswa terbaik satu angkatan yang bisa didaftarkan ke universitas melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) alias jalur tanpa tes.

1. Albarr tak lolos jalur prestasi

Kisah Mahasiswa Termuda Fakultas Kedokteran UNAIR Berusia 15 Tahun  Website/ltmpt.ac.id

Selain berprestasi, Albarr juga mencetak banyak prestasi non akademis. Ia aktif mengikuti berbagai olimpiade dan perlombaan.

Dia juga memenangkan lomba antara lain Finalis MEDSPIN FK UNAIR Tahun 2020, Semifinalis BESC 2020, Juara 1 Olimpiade Kedokteran OPSILON 2021 serta Medali emas Olimpiade Kedokteran IYSC POSI 2021. Selain itu, ia juga pernah menjadi peserta termuda di Lomba Kuis Kihajar yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.

Dengan prestasi akademis dan non akademisnya, Albarr sempat optimis diterima di FK UNAIR lewat jalur SNMPTN, tapi harapan tak sesuai kenyataan. Dia tak lolos jalur prestasi itu.

 

Baca Juga: Kisah Inspiratif Rektor IPB Profesor Arif Satria Menggapai Cita-Cita

2. Albarr gagal kedua kali

Kisah Mahasiswa Termuda Fakultas Kedokteran UNAIR Berusia 15 Tahun  Tangkapan layar tampilan situs Hasil Seleksi SNMPTN 2021 yang diikuti oleh ratusan ribu siswa.. pengumuman-snmptn.ltmpt.ac.id

Gagal di SNMPTN tak membuatnya menyerah. Albarr pun kembali menata hati dan mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk bisa lolos lewat jalur seleksi SBMPTN belajar lebih giat.

Usaha lewat jalur langit juga dia kejar melalui doa dan puasa namun dia gagal untuk dua kali.

Kegagalan keduanya sempat membuat Albarr sempat patah semangat. Beruntung, dia memiliki support system dari keluarga termasuk dari sang kakak, Chaq El Chaq Zamzam Multazam, yang saat ini menjadi mahasiswa coass di FK UNAIR.

“Kakak saya bilang ke saya, kalau kamu ada waktu untuk mengeluh, lebih baik gunakan waktumu itu untuk belajar, lebih ada manfaatnya,” ujarnya menirukan perkataan sang kakak yang kembali memecut semangatnya untuk bangkit berjuang.

3. Lahap beberapa buku dan rajin ibadah

Kisah Mahasiswa Termuda Fakultas Kedokteran UNAIR Berusia 15 Tahun  Ilustrasi membaca artikel (IDN Times/Besse Fadhilah)

Akhirnya, atas dorongan kakak dan orang tua, Albarr mencoba kembali untuk masuk menjadi mahasiswa di FK UNAIR, fakultas kedokteran tertua di Surabaya ini lewat Jalur Mandiri dengan tes.

Segala usaha dilakukan, jika sebelumnya ia melahap 4 buku soal UTBK dalam satu hari, ia bisa habis 5 sampai 6 soal buku Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) demi lolos ujian mandiri ini.

Tak cukup itu, lebih khusuk dan rutin beribadah mulai dari salat dhuha, tahajud, puasa Senin Kamis, karena ia menyadari, segalanya yang terjadi ada campur tangan Tuhan di dalamnya.

“Saya berusaha, usaha dengan doa juga saya maksimalkan, doa adalah kunci kesuksesan. Dan saya menyadari semua yang kita dapat adalah kuasa dari Tuhan,” ungkapnya.

 

4. Kini Albarr resmi jadi mahasiswa FK UNAIR

Kisah Mahasiswa Termuda Fakultas Kedokteran UNAIR Berusia 15 Tahun  Ainun Albarr Qolby Mecca mahasiswa FK Unair Termuda/FK UNAIR

Dia menuturkan, kebiasaan salat malamnya sudah terpupuk sejak lama. “Dulu saya sering diminta bangunkan kakak saya untuk tahajud, saya juga ikutan jadinya dan keterusan sampai sekarang,” ujarnya.

Albarr selalu memegang kata-kata Ilmuwan Jenius di Dunia, Albert Einstein, sebagai prinsipnya yang mengatakan bahwa “genius is 1 percent talent and 99 percent hard work”. Yang artinya kejeniusan hanyalah satu persen dari talenta, 99 persen sisanya adalah kerja keras.

Beruntung, usahanya kali ini membuahkan hasil. Kini anak ketiga dari tiga bersaudara ini sudah  resmi menjadi maba FK UNAIR.

Baca Juga: Kisah Tukang Ojek di Papua Tampung Anak Terlantar dan Yatim Piatu

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya