Diperintah Prabowo Tindak Pengoplos Beras, Kapolri: Tim Sudah Bergerak

- Satgas Pangan Polri akan merilis hasil temuan terkait 25 produsen beras yang diduga melakukan pengoplosan atau mengurangi takaran.
- Prabowo menyebut kerugian akibat praktik beras oplosan mencapai Rp100 triliun setiap tahunnya, dan memerintahkan Kapolri dan Jaksa Agung untuk usut kasus beras.
- Prabowo menilai praktik tersebut sebagai kejahatan luar biasa yang bisa menghilangkan kemiskinan di Indonesia jika dihentikan. Mereka diminta untuk menindak pelaku tanpa pandang bulu.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo dan Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin menindak pelaku pengoplos beras dan produsen nakal.
Hal itu ia sampaikan saat memberi pidato dalam penutupan Kongres PSI di Solo, Minggu (20/7/2025). Menanggapi perintah tersebut, Kapolri mengaku telah mengerahkan Satgas Pangan Polri.
“Tim sudah bergerak dari kemarin, mungkin misalkan ada rilis secara periodik nanti akan disampaikan oleh Satgas Pangan Polri,” kata Sigit di STIK-PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025) malam.
1. Satgas Pangan bakal merilis hasil temuan

Sigit pun memastikan, Satgas Pangan Polri bakal merilis hasil temuan terkait 25 produsen beras yang diduga melakukan pengoplosan atau mengurangi takaran.
“Lihat besok, InsyaAllah ada rilis,” ujar dia.
2. Prabowo sebut kerugian akibat praktik beras oplosan Rp100 triliun

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kerugian akibat praktik beras oplosan mencapai Rp100 triliun setiap tahunnya. Dia menilai, praktik tersebut merupakan kejahatan luar biasa.
“Saya dapat laporan kerugian yang dialami oleh bangsa Indonesia adalah Rp100 triliun tiap tahun. Rp100 triliun tiap tahun berarti dalam 5 tahun bisa mencapai Rp1.000 triliun. Ini kejahatan ekonomi yang luar biasa,” ujar Prabowo dalam pidatonya di penutupan Kongres PSI di Solo, Minggu (20/7).
3. Prabowo memerintahkan Kapolri dan Jaksa Agung usut kasus beras

Prabowo mengatakan, kejahatan mengoplos beras merupakan bagian dari menikah rakyat. Prabowo mengatakan, dengan uang Rp100 triliun setiap tahun itu, bisa menghilangkan kemiskinan di Indonesia.
“Menurut saya ini sudah termasuk subversi ekonomi, ini menikam rakyat. Anda bisa bayangkan, dengan Rp100 triliun kita bisa bikin apa? Mungkin kita bisa hilangkan kemiskinan dalam lima tahun dengan Rp1.000 triliun itu,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo meminta Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo untuk menindak pelaku pengoplos beras.
"Beras biasa dibilang beras premium, harganya dinaikkan seenaknya. Ini pelanggaran. Saya sudah minta Jaksa Agung dan Kapolri untuk mengusut dan menindak pengusaha-pengusaha tersebut tanpa pandang bulu," bebernya.