Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eijkman Temukan 4 Varian Lokal Virus Corona di Indonesia

Warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dibawa ke rumah karantina di Hotel Rosenda, Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (22/6/2021). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria.

Jakarta, IDN Times - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dalam penelitiannya menemukan mutasi lokal varian COVID-19 di Indonesia. Direktur LBM Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan empat mutasi lokasi COVID-19 itu sudah ditemukan pada 2020 lalu.

"Mutasi lokal ada, artinya varian yang kita sebut lokal itu varian yang dominan di Indonesia, di luar negeri juga ada tetapi jumlahnya sedikit, yang lebih banyak di Indonesia," ujar Amin kepada IDN Times, Selasa (6/7/2021).

Amin mengatakan mutasi lokal itu belum diberi nama seperti alpa, beta dan delta. Keempat mutasi lokal itu baru diberi nomor yakni B14662, B1470, B11398, B1459.

"Belum dikasih nama, baru dalam angka-angka, yang paling banyak sih 14662, itu yang paling banyak," ucapnya.

 

1. Gejala yang ditimbulkan virus COVID mutasi lokal

Ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Amin menjelaskan gejala yang ditimbulkan orang yang terpapar COVID-19 mutasi lokal itu tak jauh berbeda dengan kemunculan virus corona di awal 2020. Menurutnya, keempat mutasi lokal itu belum masuk kategori berbahaya.

"Gejalanya kalau yang varian lokal Indonesia ditemukan juga dari tahun lalu, jadi gejalanya sama dengan yang lainnya, jadi gak ada gejala khusus, sejauh ini keempat varian lokal Indonesia itu belum dikaitkan dengan sifat-sifat yang macam-macam," katanya.

Menurutnya, mutasi lokal itu tak seganas dengan varian alpa, beta dan delta. "Iya, sama sekali tidak masuk dalam varian concern," ujarnya.

 

2. Sudah tersebar di seluruh Indonesia

Petugas medis menunjukkan sampel darah saat rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Partai Golkar menyelenggarakan rapid test COVID-19 secara gratis bagi wartawan, kader, dan masyarakat guna memastikan kesehatan dan mengantisipasi penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Didik Setiawan

Amin mengatakan mutasi lokal COVID-19 itu sudah tersebar di Indonesia. Menurutnya, mutasi lokal juga sudah menyebar di sekitar provinsi Nusa Tenggara.

"(Selain Jawa-Bali), sudah sampai di Sumatra, Kalimantan sudah ada, bahkan beberapa sampai ada di Nusa Tenggara, sudah tersebar di Indonesia," katanya.

 

3. Eijkman sebut ada 190 warga DKI terpapar COVID-19 varian Delta

Pasien COVID-19 bersiap memasuki bus sekolah untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran di Puskesmas Menteng, Jakarta, Minggu (20/6/2021). ANTARA FOTO/Galih Pradipta.

Sebelumnya, Amin Soebandrio mengatakan penelitian mutasi varian COVID-19 itu melalui metode Whole genome sequencing (WGS).

Meski demikian, Eijkman data yang sudah masuk WGS kini masih diangka sekitar 2.500 sampel. Amin mengatakan data tersebut masih jauh di bawah kasus aktif COVID-19 yang kini sudah melebih 2 juta kasus.

"Data yang kami miliki, ini virus yang di-sequence ya, artinya belum tentu mewakili keseluruhan virus yang beredear karena kan jumlah kasus sehari kan sekarang bisa tinggi sekali," ucapnya.

Lebih lanjut, Amin mengatakan dari hasil WGS itu, tercatat varian Delta lebih banyak dibanding mutasi alpa dan beta.

"Yang sudah disequence itu kelihatan sekali bahwa varian delta ini semakin mendominasi," ujarnya.

Menurutnya, dari hasil WGS itu, jumlah orang yang positif COVID-19 varian delta sekitar 15 persen. Jumlahnya sekitar 298 kasus.

"Saat ini varian delta kira-kira 15 persenan ya dari keseluruhan, kalau lihat jumlahnya varian delta saat ini jumlahnya sekarang hampir 400, kalau dihitung secara keseluruhan dari 2.500 yang tadi sudah di-sequence, itu 398 lah itu varian delta. Tapi sekali lagi, kalau dibandingkan dengan kasusnya, tentu jadi kecil sektiar 15 persen," ucapnya.

Amin mengatakan dari data yang dimiliki Eijkman, sebaran virus Corona varian delta paling banyak ditemukan di Jakarta. Namun, kata dia, hal itu terjadi karena jumlah testing dan WGS juga banyak di lakukan di DKI.

"Paling banyak Jakarta sih, tpai itu mungkin yng banyak di-sequence jadi banyak, jumlah yang dites juga banyak, dibandingkan jumlah pcrnya jakarta lebih banyak, dibandingkan degan jumlah yang disequence juga Jakarta bisa banyak," katanya.

Jakarta hampir separuhnya, sekitar 190 (dari 398), hampir 50 persen," katanya lagi.

Amin mengatakan dalam setahun ini Eijkman berharap mampu melakukan 5-10 ribu data WGS pada 2021 ini. "Kami berupaya tahun ini bisa men-sequence sampai 10 ribu, mudah-mudahan bisa sampai 10 ribu, sekarang sudah 6 bulan baru 2.500, mungkin enam bulan lagi setidaknya 5.000," ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Ilman Nafi'an
EditorMuhammad Ilman Nafi'an
Follow Us