Fadli Zon Klaim Tak Ada Perkosaan 1998, Pidato Habibie Sebut soal Kekerasan Seksual

- Habibie akui ada kekerasan seksualHabibie mengungkapkan adanya tindakan kekerasan seksual pada Mei 1998
- Habibie kutuk rangkaian tindakan tersebut
Jakarta, IDN Times - Pernyataan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, yang menyebut tragedi pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 tak pernah ada menuai kecaman. Padahal Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie pernah mengakui adanya tindakan kekerasan seksual pada peristiwa Mei 1998.
Pernyataan BJ Habibie itu disampaikan langsung dalam pidato perdana Habibie di parlemen pada 15 Agustus 1998 di hadapan DPR. Teks pidato Presiden BJ Habibie tersebut terdapat dalam buku berjudul Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie: Di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat 15 Agustus 1998 yang diterbitkan DPR tahun 1998.
1. Habibie akui ada kekerasan seksual

Dalam pidato itu, Habibie menyampaikan, masyarakat masih dibayangi huru hara massal Mei 1998 mulai dari penjarahan, pembakaran, sampai kekerasan seksual.
"Huru-hara berupa penjarahan dan pembakaran pusat-pusat pertokoan dan rumah penduduk tersebut bahkan disertai tindak kekerasan dan perundungan seksual terhadap kaum perempuan, terutama dari kelompok etnis Tionghoa," ujar Habibie dalam pidatonya saat itu, dikutip dari buku Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie: Di depan Sidang Dewan Perwakilan Rakyat 15 Agustus 1998 yang diterbitkan DPR tahun 1998, Senin (16/6/2025).
2. Habibie kutuk rangkaian tindakan tersebut

Dalam pidato kenegaraan tersebut, Habibie menegaskan, tindakan tersebut mencoreng dan memalukan bangsa Indonesia. Habibie mengutuk perbuatan tersebut.
"Seluruh rangkaian tindakan tidak bertanggung jawab tersebut sangat memalukan dan telah mencoreng muka kita sendiri sebagai bangsa yang berakhlak dan bermoral tinggi. Sebagai bangsa yang berbudaya dan beragama kita mengutuk perbuatan biadab tersebut," kata dia.
3. Perlu langkah tegas

Habibie mengatakan, penjarahan yang terus terjadi pada hari-hari berikutnya yang dilakukan oleh kelompok tidak bertanggung jawab, turut memperlambat pemulihan ekonomi.
"Penjarahan dengan alasan apa pun juga adalah murni kejahatan yang harus ditangani sesuai dengan ketentuan hukum. Saya meminta dukungan Dewan terhadap langkah-langkah lebih tegas yang akan diambil oleh aparatur penegak hukum terhadap penjarahan," ucap dia.
Diketahui, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengatakan, tidak ada pemerkosaan massal dalam peristiwa Mei 1998. Fadli Zon mengatakan, apa yang terjadi di peristiwa Mei '98 masih bisa diperdebatkan, termasuk informasi mengenai ada pemerkosaan massal. Menurut dia, selama ini tidak pernah ada bukti pemerkosaan massal pada peristiwa Mei '98.
"Kalau itu menjadi domain kepada isi dari sejarawan. Apa yang terjadi? Kita gak pernah tahu, ada gak fakta keras kalau itu kita bisa berdebat. Nah, ada perkosaan massal. Betul gak ada perkosaan massal? Kata siapa itu? Itu gak pernah ada proof-nya (bukti). Itu adalah cerita. Kalau ada, tunjukkan. Ada gak di dalam buku sejarah itu? Gak pernah ada," ucap Fadli Zon. dalam program Real Talk with Uni Lubis, Senin (8/6/2025).