Gencatan Senjata Hamas-Israel Dinilai Buah Kesabaran Rakyat

- Gencatan senjata antara Palestina dan Israel disambut gembira oleh Free Palestine Network
- Rakyat Palestina tetap gigih melawan penjajah zionis Israel meskipun mengalami serangan dan dukungan penuh Amerika
- Israel belum bisa dipercaya sepenuhnya karena sering melanggar gencatan senjata dan hukum internasional
Jakarta, IDN Times - Free Palestine Network (FPN) menyambut gembira kabar gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Menurut Sekjen FPN, Furqan AMC, gencatan senjata ini adalah kemenangan rakyat dan pejuang Palestina yang dengan sabar dan gigih melawan penjajah zionis Israel.
"Gencatan senjata ini adalah buah kesabaran revolusioner rakyat dan pejuang Palestina yang pantang menyerah melawan penjajah zionis Israel," ungkap Furqan dalam keterangan, Jumat (17/1/2025).
1. Praktik genosida tidak bisa kalahkan tekad

Furqan mengatakan, praktik genosida dan bumi hangus penjajah zionis Israel tidak bisa mematahkan tekad dan perjuangan rakyat Palestina untuk merdeka.
"Sesumbar Netanyahu yang ingin menghancurkan perlawanan Palestina telah gagal total," katanya.
2. Rakyat Palestina semakin kuat

Bahkan dukungan rakyat Palestina bagi para pejuang mereka semakin kuat, meskipun mereka menanggung derita oleh serangan Israel.
"Meskipun didukung penuh Amerika dan sekutu-sekutunya, penjajah zionis Israel tidak berhasil mencapai tujuan perangnya. Zionis Israel menyerah menghadapi kesabaran dan kegigihan perjuangan rakyat Palestina," jelas Furqan.
3. Israel belum bisa dipercaya sepenuhnya

Sementara itu, Ketua Dewan Pakar FPN, Dina Yulianti menambahkan, daya tawar Palestina yang tinggi di perundingan juga didukung oleh serangan dan dukungan yang konsisten dari front perlawanan Yaman, Lebanon, Irak dan Iran selain tentunya juga dukungan solidaritas publik seluruh dunia.
Namun Dina mengingatkan, walaupun kita menyambut gembira gencatan senjata ini, Israel belum bisa dipercaya sepenuhnya, karena jejak rekamnya yang sering melanggar gencatan senjata dan mengabaikan hukum internasional.
"Belum 24 jam setelah pengumuman gencatan senjata, Israel kembali mengebom rakyat Gaza. Ketika di Lebanon Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hizbullah 27 November 2024 lalu, lebih 500 kali Israel melanggar gencatan senjata dengan tetap membom desa-desa dan kota di Lebanon selatan," jelas Dina dikenal sebagai pakar Asia Barat/Timur Tengah dari Universitas Padjadjaran ini.