Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harapan Sederhana Warga Kampung Pulo: Ingin Ditengok Anies Baswedan

IDN Times/Margith Juita Damanik
IDN Times/Margith Juita Damanik

Jakarta, IDN Times - Anies Baswedan tepat setahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Selasa (16/10). Janji-janji yang pernah diucapkannya pada masa kampanye pun kembali dibicarakan, termasuk oleh warga Kampung  Pulo, Jakarta Timur.

Senin siang kemarin, IDN Times menengok lagi kampung yang pernah digusur pada masa kepemimpinan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. Kawasan ini tampak gersang. Terik matahari seolah membakar kulit. Beberapa puing-puing rumah bekas gusuran pun masih berserakan di pinggir jalan.

1. Beberapa warga masih bertahan di Kampung Pulo

IDN Times/Margith Juita Damanik
IDN Times/Margith Juita Damanik

Warga kampung ini digusur pada 2015 lalu. Kini mereka terpisah di dua tempat. Sebagian warga memilih pindah ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa). Sebagian lainnya memilih bertahan di Kampung Pulo. Mereka yang bertahan ini karena tidak mendapatkan jatah unit di Rusunawa. 

“Katanya kalau kontrakan gak dapet. Harus rumah sendiri. Padahal kan saya Kartu Keluarga (KK)nya KK DKI,” kata Kurniati, salah seorang ibu yang tinggal di kawasan Kampung Pulo.

2. Anies tak pernah menengok warga Kampung Pulo

Humas Pemprov DKI Jakarta
Humas Pemprov DKI Jakarta

Kepada IDN Times, sejumlah ibu yang tinggal di Kampung Pulo mengatakan tak pernah sekalipun dikunjungi Anies Baswedan. “Waktu itu cuma Sandiaga Uno, waktu kampanye wakil gubernur,” kata Kurniati.

Warga sangat berharap orang nomor satu di Ibu Kota itu mau menyisihkan waktu mengunjungi mereka. “Dulu mau dateng gak jadi,” kata Kurniati. “Kecewa lah. Kan mau ngeluarin keluh kesah langsung,” tambahnya.

3. Berharap KJP tak dihentikan

IDN Times/Margith Juita Damanik
IDN Times/Margith Juita Damanik

Hasanah, salah satu ibu yang memilih bertahan tinggal di Kampung Pulo, berharap Anies Baswedan tidak akan menghapus program KJP. “Saya minta KJP untuk anak-anak sekolah jangan sampai keputus,” kata Hasanah.

4. Berharap dibuatkan jembatan untuk menyeberang ke Bukit Duri

IDN Times/Margith Juita Damanik
IDN Times/Margith Juita Damanik

Kawasan Kampung Pulo dan Bukit Duri merupakan dua wilayah yang terkena penggusuran. Kedua kawasan ini dipisahkan oleh Kali Ciliwung. Sayangnya tak ada jembatan yang menghubungkan kedua kampung ini.

“Anak-anak sekolah kan banyakan di sana (Bukit Duri),” kata Ibu Hasanah. “Kalau bisa dibikin jembatan untuk ke sana. Kasihan kan anak-anak sekolahan,” kata Hasanah disambut lontaran setuju dari ‘emak-emak’ lain yang duduk bersama Hasanah.

5. Transportasi hanya dengan odong-odong atau eretan

IDN Times/Margith Juita Damanik
IDN Times/Margith Juita Damanik

Selama ini anak-anak berangkat ke sekolah di Bukit Duri dengan menggunakan odong-odong atau minibus yang dimodifikasi. “Tapi kan itu butuh biaya,” kata Kurniati.

Transportasi lain yang bisa menjadi pilihan di Kampung Pulo adalah eretan atau sampan kecil. Eretan digunakan oleh warga untuk menyeberangi Kali Ciliwung. Namun sampan kecil yang digunakan tampak tak terlalu terawat.

Dengan odong-odong, biasanya warga membayar kisaran 2.000 rupiah atau 3.000 rupiah menyusuri panjangnya Jalan Kampung Pulo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us