Istana Minta Maaf Banyak Kasus Keracunan MBG

- Akan ada evaluasi terhadap program MBG
- Sanksi akan diberikan kepada SPPG yang lalai
- Sejumlah siswa dari berbagai daerah alami keracunan
Jakarta, IDN Times - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, meminta maaf terkait banyak kasus keracunan makan bergizi gratis (MBG). Menurutnya, hal tersebut bukan sesuatu yang diharapkan.
"Pertama-tama tentunya kami atas namanya pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, umat (19/9/2025).
1. Akan ada evaluasi

Prasetyo mengatakan, pemerintah nantinya akan melakukan evaluasi bersama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan juga pemerintah daerah. Tujuannya, untuk memastikan semua alat, dan bahan makanan bersih dan sehat untuk disajikan.
"Tentunya harus dilakukan upaya evaluasi termasuk mitigasi perbaikan supaya masalah-masalah seperti ini tidak terulang kembali," kata dia.
2. Akan ada sanksi apabila terbukti SPPG lalai

Dalam kesempatan itu, Prasetyo mengatakan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bisa terkena sanksi apabila ada kelalaian.
"Sanksi kalau memang itu adalah faktor-faktor kesengajaan atau lalai dalam melaksanakan SOP, tentunya akan ada sanksi kepada SPPG yang dimaksud. Tetapi juga sanksi yang akan diterapkan jangan sampai kemudian itu mengganggu dari sisi operasional, sehingga mengganggu penerima manfaat untuk tidak mendapatkan MBG ini," ucap dia.
3. Sejumlah siswa dari berbagai daerah alami keracunan

Program MBG belakangan menuai perhatian publik setelah rangkaian kasus keracunan massal terjadi di sejumlah daerah. Sejak akhir Agustus hingga pertengahan September 2025, ratusan siswa dari berbagai jenjang pendidikan dilaporkan sakit usai memakan hidangan MBG.
Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSSPG) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Raharjo, bahkan menilai peristiwa ini sebagai kegagalan sistemik.
"Kasus ini memperlihatkan adanya kegagalan dalam proses penyiapan, pengolahan, maupun distribusi makanan," ujar Sri Raharjo, Jumat, 29 Agustus 2025.
Berikut rangkuman kasus keracunan MBG di berbagai provinsi sebulan terakhir, mulai dari Provinsi Lampung, Jawa Tengah, hingga kasus terbesar di Bengkulu.