Isu Jokowi ke Golkar, Mekeng: Senang Bila Gabung Secara Konstitusional

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, ikut angkat bicara soal peluang Presiden Joko "Jokowi" Widodo bergabung ke partai berlambang pohon beringin itu. Mekeng tidak membantah atau membenarkan rumor bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu segera merapat ke Golkar.
Isu serupa sudah pernah muncul sebelum Pemilu 2024. Namun, ketika itu yang dirumorkan bergabung ke Golkar adalah putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Bahkan, beredar foto jaket Golkar atas nama Gibran yang sudah disiapkan.
Mekeng mengatakan, Golkar adalah partai terbuka, sehingga siapa saja bisa bergabung ke parpol tersebut. "Tentunya partai ini mempunyai konstitusi internal dalam bentuk AD/ART dan peraturan-peraturan pelaksananya yang harus ditaati oleh semua kader tanpa terkecuali," ujar Mekeng di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Ia mengaku bahagia bila informasi bergabungnya Jokowi ke Golkar betul-betul akan diwujudkan. Apalagi, katanya, Jokowi disebut akan bergabung secara proses konstitusional.
"Oleh karena itu, kami senang bila Pak Jokowi ingin bergabung melalui proses yang konstitusional di Partai Golkar," tutur dia lagi.
1. Syarat untuk jadi ketua umum di Golkar minimal 5 tahun jadi kader

Lebih lanjut, Mekeng mengatakan, Jokowi mendapat posisi yang strategis dan terhormat seandainya resmi bergabung ke Golkar. "Tentu disiapkan posisi strategis dan terhormat karena Beliau adalah pemimpin Republik selama 10 tahun," tutur dia.
Terkait rumor Jokowi yang merapat ke Golkar juga menuai komentar dari mantan Ketua Umum, Jusuf "JK" Kalla. Meski begitu, JK mengingatkan ada sejumlah aturan yang harus dipenuhi.
"Ya semua orang bisa bergabung ke Golkar tapi dengan syarat-syarat. Bergabung saja boleh, apa yang tidak boleh," ujar JK di Hotel Sultan, pada 1 Maret 2024 lalu.
"Tapi kalau untuk jadi pengurus ada aturannya. Kalau untuk jadi ketua atau jadi apa pun minimum 5 tahun harus punya pengalaman sebagai kader," tutur dia lagi.
2. Jokowi sudah berikan sinyal merapat ke Golkar sejak pakai dasi kuning

Sementara, Direktur Eksekutif Political Research Consulting (PRC), Rio Prayogo menyebut, Jokowi sudah memberikan sinyal terkait Golkar sejak ia berangkat ke Jepang dengan mengenakan dasi kuning pada Desember 2023 lalu. Menurutnya, di dalam politik, tidak ada yang serba kebetulan.
"Tokoh politik seperti Pak Jokowi penuh dengan makna simbolisasi dalam setiap gerakan yang dilakukan," ujar Rio kepada media di Jakarta, Senin (4/3/2024).
Ia mengatakan, biasanya Jokowi mengenakan dasi berwarna merah. Namun, hari itu ia memakai warna kuning.
"Ini jelas memberikan ruang analisis mau ke mana Jokowi setelah tidak menjadi presiden. Selentingan, kabar yang ditanyakan teman-teman media ketika di Mabes TNI Cilangkap, jelas merupakan konfirmasi. Apalagi, ia tidak membenarkan atau menolak selentingan itu. Itu artinya, bila kita mempelajari sikap dan laku Jokowi, kebenarannya sudah mendekati absolut," tutur dia.
Rio menduga Jokowi sedang membangun kesepakatan khusus dengan Partai Golkar. Padahal, status Jokowi saat ini tidak jelas apakah masih menjadi kader PDI Perjuangan atau sudah hengkang.
"Tetapi, naga-naganya memang hendak ingin menguasai Partai Golkar. Tapi, saya tidak tahu apakah Jokowi akan menjadi ketua umum atau anggota Dewan Pertimbangan di Partai Golkar," katanya lagi.
3. Suara Golkar naik signifikan dan melampaui Gerindra

Ia pun memahami keraguan dari sejumlah pihak terhadap sikap Jokowi yang akan menyeberang ke Golkar. Tetapi, menurutnya dari rekam jejak, Jokowi sudah menentang PDIP dan Megawati dengan tidak mendukung Ganjar Pranowo di Pemilu 2024.
"Itu memberikan sinyal bahwa besar kemungkinan Jokowi akan pindah ke Golkar. Jokowi berani melakukan sikap politik yang besar dengan tidak mendukung Ganjar. Tentu, itu satu hal," kata dia.
Ia juga menilai tidak ada halangan ideologis dan teknis ketika mantan Wali Kota Solo itu pindah dari PDIP ke Golkar. Rio turut menyinggung raihan suara Golkar di Pemilu 2024 yang berhasil melampaui Gerindra. Padahal, Ketua Umum Gerindra berpeluang besar gantikan Jokowi pada Oktober 2024.
"Meskipun ada satu tanda tanya besar, karena berdasarkan exit poll, Gerindra bahkan ada di peringkat pertama. Tentu itu satu hal lain yang perlu didiskusikan," ujarnya.
Apalagi selisih suara Golkar dengan PDIP begitu tipis. Menurut Rio, tidak tertutup kemungkinan, Golkar bisa meraih kursi menjadi Ketua DPR.
"Saya lihat di situ adalah celah yang dimanfaatkan betul oleh Jokowi untuk membangun perimbangan kekuatan dengan Prabowo Subianto. Karena bagaimana pun Prabowo tetap harus diantisipasi bila tidak bisa dikendalikan," katanya lagi.