Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jenazah Teroris Ditolak Warga, Risma Minta Fatwa MUI

IDN Times/Rosa Folia
IDN Times/Rosa Folia

Surabaya, IDN Times - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya masih menunggu keputusan dan fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal pemakaman terduga teroris yang ditolak warga. Penolakan itu diwujudkan dengan berbagai cara, mulai memasang spanduk-spanduk kecaman hingga penutupan liang lahat jenazah. Terbukti, pada Kamis (17/5) sore, warga menutup 7 liang lahat jenazah teroris yang hendak dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jarak, Jalan Putat Jaya, Surabaya.

1. Wali Kota Surabaya mengirim surat ke MUI

Default Image IDN
Default Image IDN

Mendengar hal itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengambil langkah konkret dengan melakukan koordinasi dan komunikasi MUI. Ia mengaku mengirim surat kepada MUI meminta solusi atau pun fatwa soal penolakan pemakana itu. “Saya sudah berkirim surat kepada MUI. Kita tunggu hasil Fatwa MUI seperti apa, sehingga nantinya mudah untuk menjelaskan kepada warga,” ujarnya di Gedung Convention hall Arief Rahman Hakim, Jumat (18/5).

2. Risma katakan alternatif lain di langit

Default Image IDN
Default Image IDN

Sampai saat ini, pemkot masih menunggu hasil fatwa MUI yang akan dikeluarkan. “Ya kita menunggu fatwanya seperti apa karena ada beberapa warga yang menolak aksi bom bunuh diri ini,” ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya itu. Ketika ditanya apakah ada alternatif lain yang disiapkan Pemkot sebagai pengganti TPU Putat Jaya yang ditolak warga, Risma menjawab dengan nada bercanda. “Ada di langit,” celetuknya.

3. Pemkot Surabaya tak mau terjadi gesekan akibat keputusan pemakaman teroris

Default Image IDN
Default Image IDN

Risma juga menyampaikan langkah koordinasi dengan MUI merupakan alternatif satu-satunya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sebab, dirinya pun tidak berani mengambil keputusan saat memperoleh informasi tersebut. “Saya tidak berani mengambil keputusan karena takut menimbulkan gesekan yang semakin besar dengan masyarakat. Masalah satu belum selesai terus ada gesekan dengan warga. Jangan sampai itu terjadi dan Itu berat bagi saya,” ungkapnya.

Penolakan ini dikarenakan warga mengecam keras aksi tindakan bom bunuh diri. Terlebih, tidak ada satu pun keluarga atau kerabat yang datang saat jenazah hendak dimakamkan.Selain itu, aksi bom bunuh diri juga berdampak pada perekonomian kota. Menurut Risma, saat ini roda perekonomian di Surabaya sedang mengalami penurunan. “Ya agak turun tapi mudah-mudahan cepat normal kembali,” harapnya.

 

 



Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ardiansyah Fajar Syahlillah
EditorArdiansyah Fajar Syahlillah
Follow Us