Jokowi Ingin Buat Badan Riset Nasional, Sandiaga: Nambah Birokrasi

Jakarta, IDN Times - Calon wakil presiden Sandiaga Uno mengkritik rencana yang dibuat oleh kubu capres nomor 01 terkait pengembangan riset di Tanah Air. Dalam debat calon wakil presiden yang digelar pada Minggu malam (17/3) di Hotel Sultan, Ma'ruf Amin mengatakan seandainya terpilih, mereka akan membentuk organisasi baru bernama Badan Riset Nasional.
Badan itu nantinya akan memayungi semua organisasi yang fokus di bidang riset, sehingga alokasi anggarannya tidak terpencar-pencar. Namun, dari sudut pandang Sandi, membentuk organisasi baru bukan lah langkah yang efektif. Malah, itu akan menambah anggaran lantaran membentuk organisasi baru.
"Menambah jumlah lembaga yang mengurus riset itu malah akan menambah birokrasi. Kuncinya itu ada di kolaborasi," kata pria yang sempat menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Ia mengatakan alih-alih membentuk lembaga baru, Prabowo-Sandi seandainya terpilih sebagai pemimpin Indonesia, maka mereka akan memberikan insentif bagi para pengusaha yang berinvestasi di riset.
"Insentif itu bisa berupa fiskal maupun non fiskal. Kami juga akan memberikan bantuan kesejahteraan bagi peneliti di universitas-universitas terbaik," tutur dia.
Sandi mengaku tidak ingin hasil riset yang telah dikerjakan malah teronggok begitu saja dan menambah debu. Selain itu, pemerintah juga seharusnya memfasilitasi ekosistem riset sehingga bisa menghasilkan inovasi terbaik di bidang sains, matematika, seni dan sosial budaya.
Ia menyebut anak-anak Indonesia memiliki tingkat intelijen dan kepintaran yang tinggi. Sayangnya, peluang belum ada.
"Di bawah pemerintahan Prabowo-Sandi, kami akan memberikan peluang tersebut," kata dia.