Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kecaman Keras Publik atas Tragedi Kematian Timothy Mahasiswa Unud Bali

Universitas Udayana mengucapkan Turut Berduka Cita atas Berpulangnya, Timothy Anugerah Saputra.
Universitas Udayana mengucapkan Turut Berduka Cita atas Berpulangnya, Timothy Anugerah Saputra. (instagram.com/univ.udayana)
Intinya sih...
  • Korban dikenal sebagai sosok yang aktif menyuarakan aspirasi
  • Kecaman dari netizen tangkapan layar percakapan yang berisi ejekan terhadap Timothy
  • Permintaan maaf dari pelaku bullying
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kasus meninggalnya Timothy Anugerah Saputra, mahasiswa Universitas Udayana (Unud), Bali, menyita perhatian publik hingga memicu gelombang reaksi di media sosial. Timothy, mahasiswa semester 7 jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unud, ditemukan meninggal dunia pada Rabu (15/10/2025) setelah diduga mengakhiri hidupnya akibat mengalami perundungan dari sesama mahasiswa.

Peristiwa ini menjadi sorotan nasional setelah beredar tangkapan layar percakapan grup mahasiswa yang menunjukkan ejekan terhadap Timothy, bahkan setelah kepergiannya. Banyak warganet menilai kasus ini sebagai bukti bahwa perundungan di lingkungan kampus masih belum mendapat penanganan serius.


1. Timothy dikenal sebagai sosok yang aktif menyuarakan aspirasi

Screenshot 2025-10-18 182116.png
Timothy saat sedang berorasi (Dok. instagram.com/frontmudarevolusioner)

Dilansir dari akun Instagram @frontmudarevolusioner, yang merupakan akun organisasi yang diikuti Timothy di kampus, ia dikenal sebagai mahasiswa yang aktif menyuarakan aspirasi dan pendapatnya. Rekan-rekan seorganisasi menggambarkan Timothy sebagai pribadi yang vokal dan peduli terhadap isu sosial.

“Jika ada kata yang tepat untuk menggambarkan Kamerad Timothy, maka ia adalah seseorang yang tidak pernah mencari kemuliaan pribadi, melainkan kebenaran, keadilan, dan cinta kepada sesama. Ia jujur, tulus, dan teguh berjuang demi sosialisme – jalan yang tidak mudah, namun selalu ia jalani dengan hati yang bersih,” dikutip dari akun Instagram @frontmudarevolusioner dalam unggahannya pada Jumat (17/10/2025).

2. Kematian tak lazim Timothy menuai kecaman dari netizen

illustrasi media sosial
illustrasi media sosial (pexels.com/Tracy Le Blanc)

Beredar tangkapan layar percakapan yang berisi ejekan terhadap Timothy di media sosial. Banyak warganet mengecam keras tindakan perundungan yang dilakukan oleh rekan-rekannya dan menyebut perilaku tersebut sebagai bentuk kurangnya empati, tak sedikit yang menuntut sanksi tegas dari pihak kampus.

“Cuma minta maaf terlalu enteng sih menurutku. Minimal di semester ini SKS-nya gak dilulusin semua. Kalo menurutku dikeluarin dari univ itu juga fair-fair aja. Karena mereka bully, gak punya moral, gak punya empati,” tulis akun @gedanggoreng di X.

“Bukti chat WA yang menghina korban setelah bunuh diri bisa dijadikan alat bukti sah. Pelaku bisa dijerat Pasal 310 & 315 KUHP (penghinaan), Pasal 27 ayat 3 UU ITE (ujaran di media elektronik), dan pasal 76C & 80 UU Perlindungan Anak jika korban anak. Hukuman bisa sampai 15 tahun,” tulis akun @pmd_sehat di X. 

3. Permintaan maaf dari pelaku bullying

WhatsApp Image 2025-10-18 at 18.27.33.jpeg
Video permintaan maaf Maria Victoria (Dok. X.com)

Salah satu pelaku perundungan, Maria Victoria Viyata Mayos, atau akrab disapa Vita, yang disebut dalam percakapan grup akhirnya menyampaikan permintaan maaf melalui media sosial. Dalam unggahannya, ia mengaku menyesal dan meminta maaf kepada keluarga serta rekan-rekan Timothy atas tindakan yang telah dilakukan.

Namun, permintaan maaf tersebut justru memicu reaksi keras dari warganet. Netizen menegaskan bahwa video permintaan maaf bisa jadi kebiasaan yang akan terulang kembali.

“Jangan keseringan normalisasi video minta maaf. Nanti jadi kebiasaan, dan kedepannya pas bikin salah cuma mikir video klarifikasi minta maaf,” tulis akun @trylllyon di X.

Hasil penelusuran internal Universitas Udayana menemukan enam mahasiswa terlibat dalam percakapan WhatsApp yang berisi perundungan terhadap almarhum Timothy.

Mereka dijatuhi sanksi akademik berupa nilai D pada beberapa mata kuliah, dan dicopot dari jabatan organisasi kemahasiswaan.

Beberapa di antaranya merupakan pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Pihak kampus menegaskan, langkah itu diambil untuk menegakkan etika dan memberikan efek jera terhadap tindakan tidak pantas di lingkungan akademik.

4. Kampus benarkan terjadi bullying usai korban meninggal

UNUD
Rektor Universitas Udayana, I Ketut Sudarsana (IDN Times/Ayu Afria)

Rektor Universitas Udayana, Ketut Sudarsana, menyampaikan rasa prihatin dan belasungkawa yang mendalam atas peristiwa yang menimpa almarhum.

Sudarsana menerangkan berdasarkan hasil rapat koordinasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM), Himpunan Mahasiswa Program Studi, dan mahasiswa yang terlibat dalam percakapan di media sosial, dapat dipastikan bahwa isi percakapan tersebut terjadi setelah almarhum meninggal dunia, bukan sebelum peristiwa yang menimpa almarhum.

"Dengan demikian, ucapan nir-empati yang beredar di media sosial tidak berkaitan atau menjadi penyebab almarhum menjatuhkan diri dari lantai atas gedung FISIP," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Universitas akan mengambil langkah tegas kepada mahasiswa yang terlibat, sekaligus memperkuat sosialisasi tentang etika komunikasi publik dan penggunaan media sosial yang bertanggung jawab.

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025

RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841

RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601

RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.


Share
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

Kejagung Sita Rumah Atas Nama Anak Riza Chalid di Jakarta Selatan

18 Okt 2025, 21:40 WIBNews