Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kemdikti Siapkan Jurnal Langgan Nasional, Penerbit di Bawah Perpusnas

Mendiktisaintek Brian Yuliarto dan Kepala Perpusnas, Aminudin Aziz (Dok. Humas Kemendiktisaintek)
Intinya sih...
  • Kemdiktisaintek soroti tingginya pagu anggaran langganan jurnal kampus tanpa pemanfaatan maksimal.
  • Kemdiktisaintek gandeng Perpusnas untuk jurnal langgan nasional agar akses merata bagi semua kampus.
  • Kemdiktisaintek targetkan jurnal dengan persentase paling tinggi digunakan di Indonesia, di bawah Perpusnas.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menyoroti fenomena tingginya pagu anggaran yang dikeluarkan kampus untuk berlangganan jurnal, namun tidak diiringi dengan pemanfaatan yang maksimal. Selain itu, kampus besar juga memiliki akses lebih banyak dibandingkan kampus kecil. Hal ini dianggap menciptakan kesenjangan dalam referensi keilmuan.

Agar lebih merata, Kemdiktisaintek menggandeng Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk menyediakan jurnal langgan nasional. Langkah ini diharapkan bisa memberikan akses yang setara atau merata bagi semua kampus untuk referensi keilmuan.

“Kami ingin melihat budaya ilmiah muncul, orang harus cinta dengan national library, kita jadikan ini ikon pengembangan,” ujar Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi Brian Yuliarto, dikutip Sabtu (8/3/2025).

1. Jurnal nasional dengan penerbit di bawah Perpusnas

Suasana Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat setelah adanya pembatalan pembatasan waktu operasional yang disebut imbas dari efisiensi pada Sabtu (8/2/2025) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Brian menjelaskan, Kemdiktisaintek akan membuat satuan tugas khusus yang melibatkan perguruan tinggi, kementerian dan lembaga terkait lainnya, sehingga dapat dirumuskan jurnal dengan persentase paling tinggi digunakan di Indonesia.

Nantinya jurnal itu bisa diakses secara luas. Kemdiktisaintek juga menyoroti banyaknya jurnal di Indonesia, namun hanya 11 jurnal yang terindeks Scopus Q1.

“Jurnal tidak usah banyak-banyak, kita merger saja, tapi semuanya terukur, hingga nanti jurnal nasional publisher-nya bisa di bawah Perpusnas,” kata Brian.

2. Implementasi program ini ditargetkan berjalan pada tahun anggaran 2026

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Stella Christie ketika meneken kerja sama dengan LPDP. (Situs resmi Kemenristekdikti)

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie menggarisbawahi, tidak semua jurnal berbayar memiliki kualitas yang baik.

Implementasi program ini ditargetkan berjalan pada tahun anggaran 2026, dengan harapan Perpusnas dapat melakukan pembaruan agar jurnal lebih mudah diakses dan menarik bagi akademisi.

"Optimalkan anggaran, sekaligus juga kita tingkatkan kualitas bacaan," ujarnya.

3. Jadi solusi optimalisasi anggaran yang sedang dihadapi kampus

Ilustrasi rektorat Universitas Indonesia (UI). (ANTARA FOTO/Feru Lantara)

Satu langgan nasional di bawah pilar Perpusnas ini, nantinya juga disebut jadi cara untuk optimalisasi anggaran yang sedang dihadapi kampus. Sehingga pagu yang biasanya dialokasikan untuk langgan, dapat digunakan untuk kebutuhan pengembangan lainnya.

“Jika semuanya dilanggan Perpusnas, bisa diakses seluruh rakyat indonesia,” kata Kepala Perpusnas, Aminudin Aziz.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us