Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KemenPPPA Klaim Penurunan Kasus Kekerasan pada Anak selama 2021

Ilustrasi korban (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Nahar mengatakan berdasarkan data Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja Tahun 2021, terjadi penurunan tren kasus kekerasan terhadap anak. 

“Tahun 2018 angka kekerasan bagi anak laki atau perempuan adalah 6 dari 10. Tahun 2021 angka ini menurun, misalnya untuk anak perempuan yang pernah mengalami kekerasan dalam bentuk apapun di sepanjang hidupnya adalah 4 dari 10 dan untuk laki-laki adalah 3 dari 10,” kata dia dalam keterangannya, dikutip Senin (3/1/2022).

1. Data pelaporan belum cukup menggambarkan kondisi yang ada

Kunjungan KemenPPPA pada korban paedofilia asal Padang | Deputi Perlindungan Anak, Nahar mengunjungi TR di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo Selasa (3/11). (Dok. Humas KemenPPPA)

Angka ini, kata Nahar, terus dikawal oleh KemenPPPA karena bisa jadi penurunan ini adalah dampak dari upaya yang sudah dilakukan, baik upaya pencegahan, regulasi, dan lain sebagainya.

Nahar menyebutkan, angka tersebut adalah representasi kekerasan terhadap anak secara nasional. Dia juga mengatakan, data pelaporan yang masuk belum cukup untuk menggambarkan kasus kekerasan yang dialami oleh anak secara makro, mengingat adanya beberapa daerah yang lebih responsif dan mudah dalam mengakses pelaporan.

2. Penyebab penurunan kasus kekerasan terhadap anak

Ilustrasi kekerasan terhadap anak (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto mengatakan, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan terjadinya penurunan kasus kekerasan terhadap anak. 

“Pertama, kesadaran publik yang semakin meningkat. Kedua, adanya partisipasi media dalam pemberitaan isu anak yang lebih baik daripada sebelumnya, ini tentu menumbuhkan awareness mengenai yang terbaik dalam proses perlindungan anak. Hal lain adalah tumbuhnya layanan masyarakat yang semakin baik, sehingga kepercayaan publik kepada lembaga layanan saat ini jauh lebih baik, ini menjadi hal yang positif,” ungkap Susanto.

3. Paling dominan kasus kekerasan fisik dan psikis, kejahatan seksual, serta pornografi dan cybercrime

Ilustrasi anak-anak sedang bermain (IDN Times/Lia Hutasoit)

Pada 2021, KPAI telah menerima 2.061 pengaduan kasus perlindungan khusus anak. Menurut  Susanto, terdapat tiga kasus dominan, yaitu kekerasan fisik dan psikis, kejahatan seksual, serta pornografi dan cybercrime.

“Tahun baru ini harus menjadi momentum perbaikan sistem perlindungan anak ke depan agar lebih baik. Proteksi stakeholder terhadap upaya perlindungan anak harus dipastikan, apalagi ancaman kejahatan cyber, ke depan potensi kerentanannya cukup tinggi. Kejahatan terhadap anak sekarang sudah bergeser ke sana. Oleh karena itu, sistem proteksi perlindungan anak berbasis cyber harus menjadi hajat besar negara, bahkan juga jaringan dari negara,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lia Hutasoit
Dwifantya Aquina
Lia Hutasoit
EditorLia Hutasoit
Follow Us