KSAU Sebut TNI AU akan Kedatangan Jet Tempur T-50 Korsel pada 2025

- Jet tempur T-50 akan digunakan sebagai pesawat latih oleh TNI AU
- Pesawat tersebut akan tiba pada 2025 dan ditempatkan di beberapa skadron untuk memperkuat pertahanan udara Indonesia
Jakarta, IDN Times - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Mohammad Tonny Harjono, mengatakan, pihaknya akan kedatangan beberapa unit pesawat tempur T-50 buatan Korea Selatan. Pesawat tersebut akan tiba pada 2025 mendatang. Ia mengaku sudah berkunjung ke Korean Aerospace Industry (KAI) di selatan Provinsi Gyeongsang.
"Jadi ini bagus sekali (jet tempur) dan pesawat ini sudah kami gunakan. Kami akan mendapatkan lagi. Kedatangannya pada 2025-2026," ujar Tonny di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/12/2024) dalam diskusi bertajuk 'Sambung Rasa'.
Dalam sambutannya, Tonny tidak menyebutkan nilai rinci kontrak pembelian pesawat tempur tersebut. Ia hanya menjelaskan pesawat tersebut didatangkan dan akan ditempatkan di beberapa skadron demi memperkuat pertahanan udara Indonesia.
1. TNI AU juga akan kedatangan jet tempur Rafale mulai 2025

Selain, pesawat tempur T-50, Indonesia juga akan mulai menerima ketibaan jet tempur Rafale buatan Prancis. Diketahui Indonesia memesan 42 unit jet tempur usai kontrak pembelian tahap ketiga untuk 18 unit terakhir efektif.
TNI AU, kata Tonny, juga akan kedatangan pesawat tanpa awak Anka sebanyak 12 unit yang dibeli dari Turkish Aerospace pada 2024. Di dalam kontrak kerja sama yang telah diteken oleh Kementerian Pertahanan, enam pesawat akan dirakit di Indonesia. Sisanya, akan dikirim selama 32 bulan setelah kontrak berlaku.
Tonny berharap pertahanan udara Indonesia semakin kuat dengan adanya penambahan alutsista tersebut.
2. Nilai kontrak pembelian enam jet tempur T50-i mencapai Rp3,4 triliun

Sebelumnya, pada 2021, Kementerian Pertahanan mengonfirmasi kedatangan enam unit jet tempur taktis atau latih tempur T-50i dari Korea Selatan.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan ketika itu, Marsma TNI Penny Radjendra, mengatakan, pengadaan enam jet tempur T-50i adalah upaya mereka untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat strategis bagi TNI AU, khususnya dalam menyiapkan para penerbang andal.
Informasi mengenai pembelian jet tempur latih Golden Eagle T-50i sudah ramai masuk di pemberitaan Negeri Ginseng. Laman Korean Herald melaporkan, KAI telah meneken kesepakatan dengan Kemenhan kontrak pembelian jet tempur itu senilai 240 juta dolar AS atau setara Rp3,7 triliun.
Berdasarkan ketentuan di dalam kontrak, maka KAI akan mengirimkan enam jet tempur berteknologi tinggi kepada TNI AU pada rentang waktu 16 Desember 2021 hingga 30 Oktober 2024. Namun, ada kemunduran waktu pengiriman.
Kerja sama antara Kemenhan Indonesia dengan KAI terkait pengadaan jet tempur Golden Eagle sudah berlangsung sejak 2012 lalu. Saat itu, KAI sepakat untuk mengirimkan 50 jet tempur latih T-50 dengan nilai kontrak seharga 400 juta dolar AS atau setara Rp5,7 triliun.
3. TNI AU sudah punya 16 unit jet tempur Golden Eagle T-50i buatan Korea Selatan

Saat ini, TNI AU diketahui sudah memiliki 16 unit T-50i Golden Eagle. Jet tempur ini menggantikan Hawk Mk53 buatan BAE Systems Inggris yang sudah dioperasikan sejak September 1980.
Sementara, menurut laman resmi KAI, program T-50 awalnya dimaksudkan untuk mengembangkan pesawat latih yang mampu melakukan penerbangan supersonik. Pesawat itu dibuat untuk melatih dan mempersiapkan pilot pesawat KF-16 dan F-15K, menggantikan pesawat latih seperti T-38 dan A-37.
Pesawat itu sudah dikembangkan sejak 1990, namun baru mulai diproduksi massal oleh Korea Selatan pada 2003. Selain Indonesia, pesawat Golden Eagle juga digunakan oleh AU dari beberapa negara lain seperti Filipina, Irak, dan Korsel sendiri.