Menko Polkam Minta TNI-Polri Awasi Peredaran Uang Palsu Saat Nataru

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan meminta personel TNI dan Polri untuk mengantisipasi peredaran uang palsu di perayaan Natal dan pergantian tahun 2025. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menilai perputaran uang saat masa Natal dan Tahun Baru akan semakin meningkat. Momen itu kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mengedarkan uang palsu ke pasaran.
"Kami meminta jajaran keamanan, termasuk TNI dan Polri untuk meningkatkan pengawasan terhadap peredaran uang palsu, khususnya di tempat-tempat keramaian seperti pasar, pusat perbelanjaan, dan transportasi umum," ujar Budi seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat (27/12/2024).
Ia menambahkan bila hal tersebut dibiarkan maka Indonesia akan mengalami kerugian secara ekonomi. Hal itu lantaran uang yang dipakai oleh masyarakat tidak sah. Mantan jenderal di Polri itu juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dalam menerima dan menggunakan uang selama masa Natal dan tahun baru.
"Pastikan uang yang diterima dalam transaksi adalah uang asli. Jika menemukan dugaan peredaran uang palsu, segera laporkan kepada pihak berwajib agar dapat ditindaklanjuti," imbuhnya.
1. Budi Gunawan memastikan situasi nasional saat perayaan Natal dan pergantian tahun aman

Sebelumnya Budi ikut melakukan pengecekan di sejumlah tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan, destinasi wisata, tempat ibadah, dan jalur transportasi. Ia juga sempat meninjau lokasi wisata Kebun Binatang Ragunan.
"Alhamdulillah, hingga saat ini situasi nasional terpantau aman dan terkendali," ujar Budi pada Rabu kemarin.
Ia mengatakan posko-posko pengamanan dan pelayanan yang tersebar di berbagai lokasi strategis telah bekerja optimal untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat yang merayakan liburan Natal dan pergantian tahun baru.
Budi menyebut, upaya pengamanan dilakukan melalui koordinasi intensif antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah untuk menjaga situasi tetap aman dan kondusif di seluruh wilayah Indonesia.
2. Budi imbau masyarakat yang berangkat ke tempat rawan bencana agar cek cuaca

Budi juga mengingatkan masyarakat mengenai potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi selama musim libur akhir tahun. Apalagi intensitas hujan di berbagai wilayah meningkat. Hal ini mendorong risiko bencana seperti banjir, tanah longsor dan angin kencang semakin tinggi. Maka, risiko ini, kata Budi perlu diantisipasi.
Ia mengimbau masyarakat yang akan bepergian, terutama ke daerah-daerah rawan bencana, untuk memantau kondisi cuaca dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan.
"Jangan ragu untuk menunda perjalanan jika situasi dianggap berisiko," katanya.
3. BMKG lakukan modifikasi cuaca untuk mitigasi bencana hidrometeorologi

Sementara, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sebagai langkah mitigasi bencana hidrometeorologi di tengah meningkatnya intensitas hujan di akhir tahun. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan operasi ini bertujuan mendukung kelancaran perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, terutama di wilayah-wilayah dengan potensi bencana tinggi, seperti Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Operasi Modifikasi Cuaca ini merupakan langkah mitigasi yang kami ambil untuk mengendalikan curah hujan, meminimalkan dampak bencana, dan melindungi keselamatan masyarakat," ujar Dwikorita seperti dikutip dari situs resmi BMKG.
Melalui teknologi penyemaian garam NaCl superfine ke dalam awan potensial, BMKG mengupayakan agar lokasi dan intensitas hujan tidak terjadi penumpukan curah hujan di wilayah yang rawan bencana.
OMC dilaksanakan secara bertahap di beberapa wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana. Di Jakarta, operasi telah dilakukan pada 7 Desember-9 Desember dan 13 Desember-16 Desember, dengan total 17 sorti penerbangan yang beroperasi dari Bandara Budiarto Curug, Tangerang.