Kunjungi Pidie Jaya Aceh, Cucun Dorong Percepatan Hunian Sementara

- Cucun dorong percepatan hunian sementara dan normalisasi Sungai.
- Estimasi pemulihan Aceh mencapai Rp25,41 triliun.
- Pemerintah akan bangun huntara bagi korban banjir Sumatra.
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB, Cucun Ahmad Syamsurijal, menyerahkan bantuan kemanusiaan sekaligus mengapresiasi ketangguhan masyarakat Pidie Jaya yang terdampak bencana banjir.
Bantuan terdiri dari tiga truk berisi pakaian, family kit, makanan siap saji, air mineral, dan perlengkapan darurat lainnya tersebut diserahkan secara simbolis kepada Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, dan sebagian langsung didistribusikan kepada ratusan warga di Gampong Blangcut, Kecamatan Meurah Dua.
Cucun menekankan, kehadiran PKB adalah wujud nyata solidaritas. Ia ingin memberi pesan, masyarakat Pidie Jaya tidak sendirian menghadapi bencana banjir yang menerjang daerahnya.
"Hari ini kami datang membawa bantuan, tapi lebih dari itu kami ingin membawa pesan bahwa masyarakat Pidie Jaya tidak sendirian," ujarnya, kepada wartawan, Kamis (11/12/2025).
Cucun turut mengapresiasi mendalam atas semangat gotong royong dan ketangguhan warga serta Pemkab setempat.
"Gotong Royong dan Ketangguhan masyarakat adalah modal utama kita untuk bangkit bersama, saya salut dan bangga, inilah wujud ciri khas bangsa kita," kata dia.
1. Serap aspirasi masyarakat soal normalisasi sungai hingga huntara

Cucun turut mendengarkan aspirasi pemerintah daerah dan masyarakat yang meminta adanya normalisasi sungai sepanjang 970 meter yang tertutup bongkahan kayu dan lumpur. Ancaman banjir susulan masih menghantui mereka.
Selain itu, Pemkab Pidie Jaya meminta agar hunian sementara (huntara) segera dibangun, karena hampir 5.000 rumah rusak parah bahkan hilang terbawa arus banjir bandang.
Sebagai pimpinan DPR, Cucun memastikan akan langsung berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menggunakan dana siap pakai (DSP) guna mempercepat pembangunan hunian sementara dan proses rehabilitasi infrastruktur dasar.
"Fasilitas umum seperti jalanan, sekolah, tempat ibadah perlu dipulihkan secepatnya agar aktivitas sosial, ekonomi, dan pendidikan masyarakat dapat kembali berjalan normal," kata Wakil Ketua DPR Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat (Korkesra) itu.
2. Estimasi pemulihan Aceh Rp25,41 triliun

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memperkirakan, estimasi dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi di tiga provinsi terdampak, yakni Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, mencapai sekitar Rp51,8 triliun.
Khusus untuk Aceh, Suharyanto memaparkan data kerusakan yang cukup besar akibat bencana banjir bandang. Hingga tanggal pelaporan tersebut, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan mencapai 37.546 unit.
Estimasi pemulihan Aceh ditaksir mencapai Rp25,41 triliun. Angka ini mencakup seluruh kategori kerusakan, mulai dari yang rusak ringan hingga yang hilang total tersapu banjir. Selain rumah, kerusakan juga melanda berbagai infrastruktur publik dan aset lainnya.
Suharyanto merinci, kerusakan tersebut juga terjadi pada jembatan, jalan, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, pondok pesantren, dan puskesmas.
"Kemudian termasuk juga kerugian lahan pertanian, ternak, sawah, kebun, tambak dan perkantoran," ujar Suharyanto.
3. Pemerintah akan bangun huntara bagi korban banjir Sumatra

Suharyanto menambahkan, pemerintah juga berencana untuk membangun Hunian Sementara (Huntara) dengan tipe 36 berukuran 8x5 meter bagi korban banjir Sumatra. Hunian ini lebih layak dibanding tenda.
Suharyanto menyebut anggaran huntara sekitar Rp30 juta lengkap dengan fasilitas sanitasi. Huntara dirancang untuk dihuni maksimal satu tahun sebelum warga dipindahkan ke Hunian Tetap (Huntap).
“Jadi daripada mereka tinggal di tenda, ini lebih representatif mereka tinggal di hunian sementara,” ujar Suharyanto dalam rapat terbatas penanganan bencana banjir Sumatra di Banda Aceh, Minggu 7 Desember 2025.

















