Jakarta, IDN Times - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil memastikan akan meneruskan program pasukan berompi untuk menyelesaikan berbagai persoalan di Jakarta.
Pasukan berompi itu terdiri dari tiga bagian yakni rompi hijau, rompi oranye, dan rompi merah.
”Ide ini sudah saya praktikkan juga. Bikin tiga pasukan," kata Ridwan Kamil dalam acara di Markas Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran kluster Fanta, Jakarta Pusat, Senin (2/9/2024).
Pria yang kini mulai dipanggil Bang Emil itu menegaskan, program pasukan berompi terinspirasi dari kebijakan yang dibuat mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Rompi hijau ngurusin pohon, kalau lihat rompi hijau pasti lagi potong-potong pohon dan siram-siram. Ada rompi oranye buat bersih-bersih, program di zaman Pak Ahok saya hidupkan lagi, pasukan oranye dan ada rompi merah. Kalau rompi merah itu untuk ketertiban, buat di kampung-kampung seperti siskamling, itu rompi merah,” jelasnya.
Ridwan Kamil dan Suswono (Rido) menyampaikan tidak anti terhadap program yang dibuat gubernur sebelumnya. Mereka mengaku akan melanjutkan program yang bagus dari masing-masing pemimpin.
"Saya sudah sampaikan, saya itu akan melanjutkan yang baik di era Pak Heru, melanjutkan prestasi Pak Anies, melanjutkan (program) Pak Ahok yang tadi disampaikan (soal tiga pasukan berompi). Semua yang bagus-bagus gak usah dibikin baru. Tapi, yang belum ada nanti akan dihadirkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ridwan Kamil menyampaikan dirinya bersama Suswono punya slogan 'Jakarta Baru, Jakarta Maju.'
Sesuai namanya, ia berjanji membawa Jakarta jadi kota global kelas dunia yang nyaman.
"Pasangan Rido ini tentunya punya cara untuk memberikan solusi lima tahun ke depan slogannya itu adalah Jakarta Baru, karena sudah tidak lagi ibukota kita bersepakat Jakarta mau seperti apa," kata dia.
Dalam kesempatan itu, ia mengaku optimistis akan mengubah Jakarta seperti perkantoran di Singapura. Untuk mewujudkan kota global, Ridwan Kamil berjanji akan memberikan kemudahan dan kenyamanan perusahaan untuk membangun perkantoran di Jakarta.
"Kemudian menuju Jakarta maju karena kita mau lompat ke yang namanya kota global, kota global kan artinya harus gembira, jadi orang-orang koorporasi ngantornya jangan ke Singapura terus harus ke Jakarta," ucap dia.