Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mahfud MD Jadi Komite Reformasi Polri, PDIP: Bagus, Orangnya Lurus

20250924_103927.heic
Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Deddy Sitorus menyambut baik keputusan Eks Menko Polhukam Mahfud MD untuk bergabung menjadi bagain Komite Reformasi Polri. (IDN Times/Amir Faisol)

Jakarta, IDN Times - Anggota DPR RI Fraksi PDIP Deddy Sitorus menyambut baik Eks Menko Polhukam Mahfud MD mau bergabung jadi bagian Komite Reformasi Polri yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto. Mahfud MD merupakan orang yang tepat karena rekam jejaknya bersih.

Menurut dia, sudah wajar bila pemerintah menggandeng Mahfud MD dalam bagian Komite Reformasi Polri untuk bersih-bersih Korps Bhayangkara.

"Bagus dong..orangnya lurus, bersih. Saya kira wajar aja," ujar Deddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).

1. Istana bersyukur Mahfud MD bergabung Komite Reformasi Polri

Screenshot_20250923_185343_Gallery.jpg
Mesesneg Prasetyo Hadi di Kompleks Parlemen. (IDN Times/Amir Faisol)

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI Prasetyo Hadi mengatakan, posisi Mahfud MD dalam Komite Reformasi Polri belum diputuskan. Namun, ia merasa bersyukur karena Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mau ikut terlibat dalam komite ini.

"Belum ada yang ditunjuk siapa yang akan menjadi ketua, tapi alhamdulillah beliau menyampaikan kesediaan ikut bergabung," kata Prasetyo Hadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/9/2025).

Komite Reformasi Polri nantinya akan beranggotakan sembilan orang. Kendati, ia belum mau mengungkap siapa saja nama-nama yang akan bergabung. Sejauh ini sudah ada dua orang yakni Eks Menpolhukam Mahfud MD dan Mantan Wakapolri Jenderal Ahmad Dofiri.

Ia menambahkan, tidak ada tenggat waktu kapan Komite Reformasi Polri mulai bekerja untuk membenahi Korps Bhayangkara.

"Mungkin kurang lebih sekitar sembilan. Nggak ada lah, nggak ada deadlinenya," kata dia.

Pihaknya juga masih menunggu kedatangan Presiden Prabowo Subianto setelah melakukan kunjungan kerja dari Amerika Serikat dan Kanada.

"Kalau dari istana tunggu, mungkin sekembalinya Pak Pak presiden, berkenaan dengan komisi Reformasi kepolisian," kata dia.

2. Puan tak masalah Mahfud MD bergabung

20250922_132833.heic
Ketua DPR RI Puan Maharani usai menerima perwakilan buruh. (IDN Times/Amir Faisol)

Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan reformasi Polri perlu dilakukan secara menyeluruh baik dari internal maupun eksternal organisasi.

Menurut dia, perbaikan itu penting dilakukan dengan sebaik-baiknya dan bermanfaat bagi bangsa juga negara. Puan turut menanggapi bergabungnya Mahfud MD dalam jajaran Komite Reformasi Polri.

"Siapapun boleh saja kemudian mau memperbaiki asal semangatnya sama untuk perbaikan bangsa negara," kata dia.

3. Mahfud MD putuskan bergabung Komite Reformasi Polri

Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. (Tangkapan layar YouTube Mahfud MD Official)
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD. (Tangkapan layar YouTube Mahfud MD Official)

Sebelumnya, Eks Menko Polhukam Mahfud MD menerima tawaran untuk bergabung dalam Komite Reformasi Kepolisian yang akan dibentuk Presiden Prabowo Subianto. Hal ini pun telah disampaikan ketika bertemu Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya, pada Selasa (16/9/2025).

"Dari diskusi itu, saya hanya menyampaikan konfirmasi satu hal bahwa saya menyetujui seluruh rencana Pak Prabowo untuk reformasi dan saya bisa ikut membantu dalam tim reformasi Polri," ujarnya dalam kanal Youtube Mahfud MD Official, dikutip Selasa (22/9).

Setidaknya, terdapat tiga aspek yang menjadi perhatian untuk Kepolisian antara lain sisi aparatnya, dan budaya di Kepolisian.

Kultur di Korps Bhayangkara sangat mendesak untuk diperbaiki. Menurutnya kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya budaya Kepolisian yang buruk di masyarakat.

"Polisi ini kehilangan kultur, budaya pengabdian. Sehingga enggak banyak yang perlu dirombak, karena aturan apapun yang dicari tentang Polri yang bagus itu gimana sih, sudah ada semua di UU," kata dia.

"Kulturnya kok buruk, kesan orang kalau polisi itu memeras, membeking, yang terpenting tidak ada meritokrasi. Sehingga orang-orang baik itu susah, siapa yang ingin dapat jabatan (harus) punya kedekatan dengan pimpinan di berbagai level atau membayar," sambungnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us

Latest in News

See More

256 Tim Siap Adu Inovasi Berbasis AI di DigiHack Telkom

24 Sep 2025, 13:17 WIBNews