Politikus PSI: Caleg Tak Turun ke Masyarakat Ciptakan Golput

Millennials jangan golput ya

Jakarta, IDN Times - Golput alias golongan putih menjadi isu yang kerap dibahas dalam momentum pemilu. Pada pemilu 2019 yang akan berlangsung 17 April mendatang, topik golput juga menarik perhatian.

Banyak generasi muda yang memilih golput. Bicara mengenai golput, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Dini Shanti Purwono hadir di talk show mingguan #MillennialsMemilih by IDN Times di kantor IDN Times, Palmerah, Jakara Barat, Rabu (23/1).

1. Caleg tak pernah turun ke masyarakat menyebabkan golput

Politikus PSI: Caleg Tak Turun ke Masyarakat Ciptakan GolputIDN Times/Rochmanudin

Dini bercerita setelah berusaha blusukan ke dapilnya, Jateng 1, Dini mengerti hal-hal yang membuat banyak masyarakat memilih golput. Tak adanya kedekatan antara masyarakat dan caleg dianggap menjadi salah satu penyebabnya.

"Selama ini caleg itu hampir jarang hampir tidak pernah ada yang turun ke bawah. Gimana mau memilih kalau kita gak kenal dan gak dapat info yang cukup," kata dia.

Menurut Dini ada kesalahan dari caleg terdahulu yang dinilai tidak mau bekerja mendekat dan membangun hubungan dengan masyarakat, namun berharap dipilih.

Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil: Golput Bukan Pelanggar Hukum

2. Caleg PSI turun langsung ke masyarakat

Politikus PSI: Caleg Tak Turun ke Masyarakat Ciptakan GolputIDN Times/Rochmanudin

Dini yang merupakan caleg dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bercerita, banyak caleg dari partainya yang memilih turun ke masyarakat. Hal ini ditujukan agar tercipta kualitas hubungan yang baik dengan masyarakat daerah pemilihannya, sehingga mengurangi golput.

"Paling penting kualitas hubungan dan komunikasi. Banyak caleg-caleg PSI melakukan kunjungan karena dipanggil, karena pengaduan warganet," kata dia.

3. Dini mengingatkan millennial soal kerugian jika golput

Politikus PSI: Caleg Tak Turun ke Masyarakat Ciptakan GolputIDN Times/Rochmanudin

Dini mengingatkan kepada masyarakat, utamanya millennial untuk menggunakan hak pilihnya. Ada kerugian yang menurut dia akan disesali jika tak menggunakan hak pilih tersebut.

"Hak memilih itu kan hak. Berarti kalau tidak digunakan nanti rugi kan," kata dia.

Dini menjelaskan pada pemilu, masyarakat diberikan hak untuk menentukan ke arah mana Bangsa Indonesia ke depannya ingin dibawa.

"Menentukan negara ini mau kayak apa? Kita dikasih hak suara. Lu maunya apa?" kata Dini. "Kalau gak dipakai jadi suara gak bertuan. Rentan digunakan pihak-pihak gak bertanggung jawab," dia menambahkan.

4. Dini mengajak masyarakat peduli rekam jejak

Politikus PSI: Caleg Tak Turun ke Masyarakat Ciptakan GolputIDN Times/Rochmanudin

Dini mengatakan rekam jejak seseorang untuk memimpin perlu  dipedulikan. Terlebih, informasi tentang rekam jejak bisa dengan mudah didapatkan saat ini.

"Saya lebih percaya sama orang yang track record nya baik dan memamg bekerja. Ada yang belum tercapai, itu masalah waktu," kata perempuan yang juga advokat itu.

5. Kurang informasi membuat millennial galau dan golput

Politikus PSI: Caleg Tak Turun ke Masyarakat Ciptakan GolputIDN Times/Rochmanudin

Menurut Dini, kurangnya informasi yang tersedia tentang pasangan calon presiden dan wakil presiden ataupun calon legislatif, membuat millennial bingung memilih.

Kebingungan ini, kata Dini, membuat millennial menjadi bingung menentukan pilihan alias galau. Tersedianya banyak informasi di media sosial terkait pasangan calon dan calon legislatif, menuntut generasi muda harus lebih peduli dan kritis agar tidak terjebak informasi bohong atau hoaks.

Baca Juga: Dini Shanti Purwono, Caleg DPR RI Berlatar Advokat Jebolan Harvard

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya