Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenya Pulangkan 119 Warga yang Terjebak di Kamp Penipuan di Myanmar

ilustrasi bendera Kenya
ilustrasi bendera Kenya (unsplash.com/aboodi_vm)
Intinya sih...
  • 198 warga Kenya masih terjebak di Myanmar, Thailand, dan Kamboja.
  • Krisis pengangguran muda di Kenya memaksa pemuda kembali menempuh pendidikan.
  • Pemerintah militer Myanmar berjanji memberantas penipuan siber hingga ke akarnya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kenya mengaku berhasil memulangkan 119 warga yang terjebak di kamp penipuan di Myanmar pada Senin (22/12/2025). Ratusan orang tersebut diketahui sudah menjadi korban penipuan lowongan pekerjaan. 

Dilansir APA News, ratusan warga Kenya tersebut dipulangkan setelah berhasil dibebaskan pada September 2025. Mereka diselamatkan setelah otoritas Myanmar mengadakan operasi penggerebekan jaringan penipuan digital di Karen. 

Beberapa bulan terakhir, kasus lowongan pekerjaan untuk menjadi operator penipuan daring semakin marak. Tak hanya dari Asia Tenggara dan Asia Selatan, korban juga berasal dari negara-negara Afrika. 

1. Masih ada 198 warga Kenya yang terjebak di Myanmar

Ilustrasi Myanmar (pexels.com/Flo Dahm)
Ilustrasi Myanmar (pexels.com/Flo Dahm)

Departemen Urusan Diaspora Kenya mengatakan bahwa masih ada 198 warganya yang menunggu dipulangkan. Sebanyak 66 orang berada di imigrasi Thailand, 129 masih berada di shelter di Myanmar, dan 3 lainnya di Kamboja. 

“Mayoritas dari warga Kenya datang ke Thailand dan Myanmar sebagai turis dan dilarang bekerja. Beberapa warga Kenya juga menolak dievakuasi dan berencana kembali ikut dalam tindakan ilegal,” ungkapnya. 

Pemerintah Kenya merekomendasikan warga yang masih berada di Thailand dan Myanmar segera pulang dengan membeli tiket mandiri. Sebab akan ada risiko moral bagi pelaku kriminal saat ikut pemulangan dari negara. 

2. Tingginya angka pengangguran muda di Kenya

ilustrasi bendera Kenya (unsplash.com/aboodi_vm)
ilustrasi bendera Kenya (unsplash.com/aboodi_vm)

Pada 2024, Kenya tengah menghadapi krisis lapangan pekerjaan dan lonjakan pengangguran. Tercatat 6 dari 10 pemuda berusia 15 hingga 34 tahun di negara Afrika Timur itu tidak bekerja atau sedang menempuh pendidikan. 

Dilansir TRT Afrika, salah seorang warga Kenya, Caroline Njeri mengaku bahwa kompetisi untuk memperoleh pekerjaan di Kenya sangat berat. Anaknya yang berusia 28 tahun harus kembali menempuh pendidikan di bidang pertanian dengan harapan dapat memperoleh pekerjaan. 

Pengangguran adalah masalah besar di Kenya sebelum dipimpin oleh Presiden William Ruto. Ia pun menjanjikan soal penciptaan lapangan pekerjaan dan pengurangan pengangguran. Namun, masalah pengangguran masih jadi tantangan besar di Kenya. 

3. Myanmar tidak akan toleransi penipuan siber

ilustrasi kejahatan siber, phising (Pixabay.com)
ilustrasi kejahatan siber, phising (Pixabay.com)

Pada November, pemerintah militer Myanmar menyatakan akan memberantas penipuan siber di negaranya hingga ke akarnya. Pernyataan ini disampaikan menyusul desakan internasional dan Amerika Serikat (AS) kepada Myanmar yang menjadi basis dari penipuan online. 

Dilansir PBS News, militer Myanmar menyebut penghancuran KK Park dan penggerebekan di kamp penipuan ini untuk memastikan aktivitas kriminal tidak kembali. Otoritas setempat menyebut, penipuan siber sebagai jaringan kriminal internasional. 

Di sisi lain, SpaceX mengumumkan akan memutus akses lebih dari 2.500 unit Starlink yang beroperasi di Myanmar. Sebab, Starlink tersebut digunakan secara luas oleh para pelaku penipuan dalam menjalankan aksinya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Thailand Selamatkan 2 Singa dan 3 Beruang di Kasino Kamboja

23 Des 2025, 22:39 WIBNews