Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Masih Suasana Duka, Wali Kota Bogor Minta Warga Tak Hura-hura di Nataru

Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim saat media visit ke kantor IDN HQ Jakarta
Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim saat media visit ke kantor IDN HQ Jakarta (IDN Times/Rendy Septian)
Intinya sih...
  • Suasana dukacita nasional atas musibah bencana
  • Mengasah rasa kemanusiaan dengan tidak berpesta
  • Larangan konvoi, petasan, dan kerumunan massa
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bogor, IDN Times – Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di Kota Bogor tahun ini dibalut dengan semangat empati. Di tengah situasi kota yang relatif aman dan kondusif, Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mengajak warganya untuk merenung dan tidak berpesta pora secara berlebihan.

Dedie menekankan bahwa kepedulian terhadap sesama yang sedang tertimpa musibah jauh lebih penting daripada euforia kembang api.

Dedie memastikan bahwa keamanan di malam Natal terjaga dengan baik berkat kolaborasi erat antara TNI, Polri, dan pemerintah daerah. Keamanan ini diharapkan menjadi modal bagi penguatan toleransi antarumat beragama di Kota Hujan.

"Kami melihat situasi kondisi Kota Bogor yang relatif aman berkat kerja keras Pak Kapolresta, Pak Dandim, Pak Dandenpom, dan seluruh jajaran TNI dan Polri. Mudah-mudahan umat Kristiani dapat melaksanakan ibadah Natal dengan sebaik-baiknya," ujar Dedie A. Rachim saat patroli keamanan malam Natal, Rabu (24/12/2025).

1. Suasana dukacita nasional atas musibah bencana

Wamen Komdigi Nezar Patria mengunjungi sejumlah Kabupaten di Wilayah Bencana Aceh
Wamen Komdigi Nezar Patria mengunjungi sejumlah Kabupaten di Wilayah Bencana Aceh pada Kamis (4/12/25). (Dok. Kementerian Komdigi)

Dedie Rachim mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia masih menyelimuti rasa duka yang mendalam akibat bencana yang terjadi di beberapa daerah. Hal inilah yang menjadi landasan utama mengapa perayaan tahun baru tahun ini harus dilakukan dengan cara yang berbeda.

"Kami berkeinginan di malam tahun baru dalam suasana masih menyelimuti rasa dukacita mendalam atas musibah yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, imbauannya adalah tidak melaksanakan perayaan tahun baru secara berlebihan," jelasnya.

2. Mengasah rasa kemanusiaan dengan tidak berpesta

malam natal di gereja.jpg
Suasana malam Natal di Gereja Katedral Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/12/2025). Istimewa.

Dedie memberikan pesan menyentuh mengenai kondisi para korban bencana yang masih bertahan di pengungsian. Menurutnya, berpesta di atas penderitaan orang lain dapat melunturkan nilai-nilai kemanusiaan bangsa.

"Jadi kita tentu ingin berempati kepada saudara-saudara kita yang sedang tidur di tenda-tenda, belum mendapatkan aliran listrik, tidak ada air bersih. Sementara kita merayakan tahun baru, mungkin akan mengurangi nilai kemanusiaan kita sebagai sebuah bangsa melihat kondisi saudara kita yang sedang kesusahan," tegas Dedie.

3. Larangan konvoi, petasan, dan kerumunan massa

ilustrasi kembang api merah muda (pexels.com/Efrem  Efre)
ilustrasi kembang api merah muda (pexels.com/Efrem Efre)

Sebagai bentuk konkret dari rasa empati tersebut, Pemkot Bogor bersama Forkopimda dan FKUB secara resmi mengimbau warga untuk tidak mengadakan kegiatan yang mengundang massa dalam jumlah besar, termasuk menyalakan petasan.

"Saya mengimbau seluruh masyarakat Kota Bogor, tidak perlu ada konvoi-konvoi, tidak perlu kumpul-kumpul dalam jumlah massa yang banyak, kemudian juga tidak ada penyalaan kembang api, petasan, dan lain sebagainya," tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

2 Skema Bantuan untuk Pengungsi Korban Bencana Sumatra: Huntara dan DTH

27 Des 2025, 20:30 WIBNews