Menag Nasaruddin Kunjungi Amerika Serikat, Ini Kegiatan yang Dilakukan
- Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berkunjung ke AS untuk menerima penghargaan Honoris Causa dari Harford di New York.
- Menag juga akan berbagi pengalaman Indonesia dalam membangun suasana toleransi dan damai antarumat beragama dengan State Department Amerika Serikat.
Jakarta, IDN Times - Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar berangkat untuk berkunjung ke Amerika Serikat (AS) pada hari ini (14/5/2025).
Ada empat agenda Menag selama di Negeri Paman Sam, mulai dari menerima penghargaan, berdialog soal toleransi, menjalin kerja sama produk halal, hingga melakukan pembinaan bagi Warga Negara Indonesia di Amerika.
“Saya memenuhi undangan dari Amerika Serikat dan sudah minta izin ke presiden. Agenda yang pertama, saya diberikan award Honoris Causa dari Harford di New York, di Connecticut,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya.
1. Menag berbagi pengalaman Indonesia soal toleransi dan damai antarumat beragama
Agenda kedua adalah memenuhi undangan dari State Department Amerika Serikat untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam membangun suasana toleransi dan damai antarumat beragama.
“Kedua, memenuhi undangan dari United States Department of State. Kami diminta untuk memberikan saran-saran bagaimana menciptakan suasana toleransi di Indonesia yang terkesan di Amerika itu sangat bagus,” tuturnya.
2. Bertemu lembaga yang menangani kerja sama bilateral di bidang halal dan ekonomi syariah
Kemudian, agenda ketiga ialah pertemuan dengan lembaga yang menangani kerja sama bilateral di bidang halal dan ekonomi syariah.
“Ketiga, Kami juga akan melakukan pertemuan dengan, ada satu lembaga yang menyangkut masalah hubungan bilateral, masalah halal, dan membahas kerja sama yang lebih baik nanti dalam bidang produk halal dan ekonomi syariah," ujar dia.
3. Pembinaan warga Indonesia di AS terkait pencatatan perkawinan
Sementara agenda keempat, yaitu pembinaan komunitas Indonesia di AS, khususnya terkait pencatatan perkawinan WNI agar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
"Kita akan melakukan beberapa pembinaan bagaimana perkawinan orang-orang Indonesia di Amerika. Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 bahwa catatan perkawinan itu harus ada. Di Amerika, 2 tahun lalu kita sudah pernah melakukan koordinasi dengan pihak Kedutaan Besar RI, tapi mungkin nanti ada perkembangan-perkembangan baru yang teman-teman dari Amerika perlu ketahui," ucapnya.
