Menteri PPPA Ajak Anak Saling Jaga: Kalau Teman Sedih, Jangan Jauhi

- Arifah mendorong agar siswa di sekolah bisa menerapkan prinsip Speak Up, Reach Out, and Stand Up. Ini adalah sebagai wujud keberanian mencegah perundungan.
- Upaya pastikan sekolah jadi ruang aman, nyaman, gembira dan bebas kekerasan, KemePPPA dan Kemendikdasmen menggelar gerakan #RukunSamaTeman.
- Arifah menjelaskan, perlindungan anak dimulai dari pemenuhan hak-hak dasar termasuk hak atas rasa aman, kasih sayang, dan lingkungan belajar yang mendukung.
Jakarta, IDN Times - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi, menyampaikan pentingnya empati dan sikap saling peduli pada anak. Dia mengajak anak-anak saling menjaga satu sama lain, bukan melakukan perundungan (bullying).
“Kalau ada teman sedih, dekati dan dengarkan. Jangan mengejek atau menjauhi. Sekolah yang nyaman lahir dari hal-hal sederhana seperti saling menghargai dan saling menjaga,” kata Arifah, dikutip Senin (24/11/2025).
1. Terapkan prinsip speak up, reach out, dan stand up

Arifah mendorong agar siswa di sekolah bisa menerapkan prinsip Speak Up, Reach Out, and Stand Up. Ini adalah sebagai wujud keberanian mencegah perundungan.
“Kalau melihat tindakan yang tidak aman, bicara. Jika ada teman butuh dukungan, rangkul. Dan kalau terjadi kekerasan, jangan diam,” kata dia.
2. Upaya pastikan sekolah jadi ruang aman, nyaman, gembira dan bebas kekerasan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemePPPA) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar gerakan #RukunSamaTeman.
Gerakan ini jadi momen memperkuat pemenuhan hak anak, dan memastikan sekolah menjadi ruang yang aman, nyaman, gembira dan bebas kekerasan.
Kampanye ini juga jadi upaya bersama membangun budaya positif yang berakar pada rasa saling menghargai dan kepedulian antar teman.
3. Sekolah pegang peran penting bangun kepercayaan diri anak

Arifah menjelaskan, perlindungan anak dimulai dari pemenuhan hak-hak dasar, termasuk hak atas rasa aman, kasih sayang, dan lingkungan belajar yang mendukung.
“Anak-anak kita berhak atas keamanan fisik dan psikologis. Anak terlantar bukan hanya yang tidak memiliki rumah, tetapi anak yang tidak terpenuhi hak-haknya. Ini yang harus kita cegah,” katanya.
Sekolah, kata Arifah, memegang peranan penting membangun kepercayaan diri anak.
“Percaya diri dimulai dari mengenali potensi diri. Ketika anak merasa berharga, ia akan lebih siap berinteraksi, belajar, dan berkembang," ujarnya.


















