Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Meutya Hafid Klarifikasi Peryataan Prabowo Ingin Ubah TKDN

Menkomdigi Meutya Hafid dalam Rapat Pimpinan di Kantor Kemkomdigi, Jakarta (Dok. Humas Kemkomdigi)
Menkomdigi Meutya Hafid dalam Rapat Pimpinan di Kantor Kemkomdigi, Jakarta (Dok. Humas Kemkomdigi)
Intinya sih...
  • Meutya Hafid menegaskan bahwa Prabowo Subianto tidak bermaksud untuk mengurangi TKDN, namun mencari solusi lain yang tepat.
  • Meutya memberikan contoh pendekatan Apple dalam pemenuhan TKDN melalui investasi lain seperti edukasi, bukan hanya komponen fisik.
  • Prabowo mengungkapkan agar aturan TKDN lebih fleksibel dan realistis untuk mendorong pertumbuhan industri lokal tanpa kehilangan daya saing.

Jakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menanggapi pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Meutya mengungkapkan semangat yang dimaksud Prabowo adalah bukan untuk mengurangi TKDN, namun mencari solusi lain yang tepat.

"Bahasa beliau itu tepatnya bukan dikurangi, tapi dicari solusi. Jadi TKDN-nya itu dicari bagaimana solusinya," kata Meutya saat ditemui di kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Jakarta Pusat, Selasa (8/4/2025) malam.

1. Beri contoh Apple yang lakukan pendekatan lain

Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam wawancara cegat dengan wartawan usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025) (IDN Times/Lia Hutasoit)
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid dalam wawancara cegat dengan wartawan usai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Meutya mencontohkan Apple yang melakukan pendekatan untuk pemenuhan TKDN. Hal itu dilakukan lewat bentuk investasi lain seperti edukasi, tak hanya soal komponen fisik.

"Sebagai contoh kan dengan Apple itu waktu sebelumnya kita pernah ditransferkan menjadi penghitungannya itu kita transferkan menjadi edukasi dan lain-lain," katanya.

"Tapi bukan semangatnya ngurangin, gak. Cuma dicari solusi agar aman," lanjut Meutya.

2. Jika TKDN dipaksakan khawatir industri Indonesia kalah

Pemred IDN Times, Uni Lubis bersama pemred media lainnya saat mengikuti program #PresidenPrabowoMenjawab di kediaman pribadi Prabowo di Hambalang pada Minggu (6/4/2025). (IDN Times/Krisnaji Iswandani)
Pemred IDN Times, Uni Lubis bersama pemred media lainnya saat mengikuti program #PresidenPrabowoMenjawab di kediaman pribadi Prabowo di Hambalang pada Minggu (6/4/2025). (IDN Times/Krisnaji Iswandani)

Pada Selasa siang, 8 April 2025, Prabowo mengungkapkan agar anggota kabinet bisa membuat aturan terkait TKDN dengan fleksibel dan realistis. Dia khawatir jika TKDN terlalu dipaksakan, industri dalam negeri bakal sulit atau kalah berkompetisi.

"TKDN sudahlah niatnya baik, nasionalisme. Saya kalau sudah kenal saya lama paling nasional, kalau istilahnya dulu, kalau jantung saya dibuka yang keluar Merah Putih. Mungkin. Tapi kita harus realistis, TKDN dipaksakan akhirnya kita kalah kompetitif. TKDN fleksibel sajalah, mungkin diganti dengan insentif," kata Prabowo dalam agenda Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa.

3. Minta menteri terkait buat aturan TKDN yang lebih realistis

Presiden Prabowo Subianto mendarat di Presidential Flight, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA) pada Rabu (9/4/2025) (dok. Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo Subianto mendarat di Presidential Flight, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab (PEA) pada Rabu (9/4/2025) (dok. Sekretariat Presiden)

Maka itu, kata Prabowo, ada arahan pada menteri terkait untuk membuat aturan TKDN yang disebut perlu lebih realistis. 

"Tolong para menteri saya sudahlah realistis, TKDN dibikin yang realistis saja. Masalah kemampuan dalam negeri, masalah luas, pendidikan, iptek, sains, ini masalah gak bisa dengan cara bikin regulasi TKDN," ujarnya.

Pernyataan ini adalah respons dari Prabowo pada Ekonom Wijayanto, yang mengatakan, Indonesia tengah menghadapi sederet tantangan mulai dari fiskal, nilai tukar rupiah, deindustrialisasi, bahkan lapangan kerja.

Perlu diketahui, TKDN diterapkan di berbagai sektor strategis seperti kendaraan listrik, energi dan teknologi untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri dan mendukung pertumbuhan industri lokal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us