Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fakta-Fakta Hubungan Politik Prabowo dan Megawati

Presiden RI Prabowo Subianto ketika menemui Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar pada 7 April 2025. (www.x.com/@bang_dasco)
Presiden RI Prabowo Subianto ketika menemui Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar pada 7 April 2025. (www.x.com/@bang_dasco)
Intinya sih...
  • Prabowo dan Megawati bertemu pada 7 April 2025 dalam agenda silaturahmi Idul Fitri
  • Pasangan Prabowo-Megawati di Pilpres 2009, berbeda kubu di Pilpres 2014-2019, rekonsiliasi setelah Pilpres 2019
  • Pertemuan terakhir membahas masa depan Indonesia dan membangun negeri bersama-sama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengonfirmasi Presiden Prabowo Subianto telah bertemu dengan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Senin, 7 April 2025 malam.

Saat ditemui awak media di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa, 8 April 2025, Dasco menyampaikan, pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda silaturahmi Hari Raya Idul Fitri 2025.

Meski pertemuan dilakukan secara tertutup, momen ini dinilai sebagai bentuk lanjutan komunikasi politik yang cair, antara dua tokoh nasional yang memiliki sejarah panjang dalam kancah politik Indonesia.

Hubungan politik antara Prabowo dan Megawati tidak terlepas dari dinamika politik Indonesia pasca-reformasi. Dua tokoh besar ini pernah berada dalam posisi yang berseberangan, tetapi juga pernah bersatu dalam satu barisan politik.

Perjalanan hubungan mereka mengalami pasang surut, seiring perubahan kondisi politik Indonesia. Dari koalisi hingga rivalitas, berikut empat kilas balik penting hubungan Prabowo dan Megawati.

1. Bersatu di Pilpres 2009, berseberangan pada Pilpres 2014 dan 2019

Megawati Soekarnoputri ketika berpasangan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2009. (Istimewa)
Megawati Soekarnoputri ketika berpasangan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2009. (Istimewa)

Pada Pilpres 2009, Megawati maju sebagai calon presiden dengan menggandeng Prabowo sebagai calon wakil presiden. Pasangan MegaPro itu diusung PDIP dan Partai Gerindra berhadapan dengan pasangan calon Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono serta Jusuf Kalla (JK)-Wiranto. Kolaborasi ini menjadi penanda penting awal hubungan keduanya.

Namun, pada Pilpres 2014 dan 2019, Megawati dan Prabowo berada di kubu yang berlawanan. Megawati mengusung Jokowi, yang merupakan kader PDIP saat itu untuk menjadi calon Presiden RI 2014, sementara Prabowo menjadi rival utama Jokowi.

2. Pertemuan di Teuku Umar 2019 sebagai awal rekonsiliasi politik

Prabowo Subianto ketika menemui Megawati di kediamannya di Jalan Teuku Umar pada tahun 2019. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Prabowo Subianto ketika menemui Megawati di kediamannya di Jalan Teuku Umar pada tahun 2019. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Setelah Pilpres 2019, Prabowo menemui Megawati di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta. Momen ini dinilai sebagai bentuk rekonsiliasi dan menjadi pembuka jalan masuknya Gerindra ke dalam pemerintahan Jokowi.

Pada pertemuan Rabu, 24 Juli 2019 itu, Prabowo ditemani Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhy Prabowo.

Prabowo disambut dua anak Megawati, Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Ada pula orang dekat Megawati, Budi Gunawan, Pramono Anung, dan Sekjen PDIP Hasto Kristianto yang ikut mendampingi.

Megawati menyiapkan masakan spesial untuk Prabowo, yakni nasi goreng. Mega memilih sendiri bahan untuk menu makanan mantan pasangannya pada Pilpres 2009. Sebagai balasan, Prabowo pun mengundang Megawati ke Hambalang.

"Kami menyambung kekeluargaan, persahabatan lama. Saya selalu merasa dapat penghormatan dan perlakuan yang baik dari sejak dulu," kata Prabowo usai pertemuan, saat itu.

Prabowo mengakui terkadang ada beberapa perbedaan sikap politik antara dirinya dan Megawati. Menurut dia, perbedaan itu biasa karena yang terpenting ialah menyambung tali kekeluargaan, sehingga bisa membantu mengatasi masalah kebangsaan.

"Kadang-kadang kita mungkin berbeda dalam beberapa sikap politik yang tidak prinsip, menurut saya, karena yang utama kami sama-sama patriot, sama-sama komit dengan NKRI sebagai harga mati," ujar mantan Danjen Kopassus itu.

"Kalau ada perbedaan, itu biasa. Di ujungnya kita selalu ingin melanjutkan dan menyambung tali persaudaraan tali kekeluargaan dan hubungan yang rukun, hubungan yang baik, sehingga kita bisa membantu mengatasi masalah-masalah kebangsaan," imbuh Prabowo.

3. Kembali berbeda jalan politik di Pilpres 2024

Presiden Prabowo Subianto didampingi Gibran Rakabuming Raka dan Sufmi Dasco Ahmad saat umumkan nama-nama menteri. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Presiden Prabowo Subianto didampingi Gibran Rakabuming Raka dan Sufmi Dasco Ahmad saat umumkan nama-nama menteri. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Pada Pilpres 2024, Megawati dan Prabowo kembali menempuh arah politik berbeda. Dalam Pilpres 2024, Prabowo berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi.

Pasangan Prabowo-Gibran mengungguli pasangan calon yang diusung PDIP, yaitu Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Pasangan Prabowo-Gibran memenangkan Pilpres 2024, dan PDIP memilih menjadi 'oposisi' di parlemen.

4. Silaturahmi Lebaran 2025 penanda hubungan politik yang mencair?

Presiden RI Prabowo Subianto ketika menemui Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar pada 7 April 2025. (www.x.com/@bang_dasco)
Presiden RI Prabowo Subianto ketika menemui Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar pada 7 April 2025. (www.x.com/@bang_dasco)

Pada Senin, 7 April 2025, Presiden Prabowo menemui secara langsung Megawati di kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Sejumlah kader Gerindra dan orang dekat Prabowo hadir pula di kediaman Megawati, yakni Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco, Ketua MPR RI sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan.

Menurut Dasco, suasana pertemuan Prabowo dan Megawati berlangsung hangat. Meski begitu, pertemuan keduanya dilakukan empat mata. Ia menyebut pertemuan tersebut berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam, dimulai sekitar pukul 20.30 WIB.

Dasco menyebut dirinya tidak mengetahui persis apa yang dibicarakan keduanya. Namun, menurut dia, kedua tokoh tersebut diyakini membahas mengenai masa depan Indonesia serta upaya membangun negeri secara bersama-sama.

“Di masa-masa sekarang ini, semua tokoh bangsa harus kemudian bersatu, bagaimana memikirkan bangsa dan negara,” ujar Dasco.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us