Jakarta, IDN Times - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menduga ada kelompok yang tak suka melihat sumber daya manusia (SDM) di Papua semakin maju, sehingga kelompok tersebut sengaja menjadi provokator kerusuhan di Papua beberapa hari terakhir.
Moeldoko mengatakan, kelompok-kelompok itu cemas bila Papua maju mereka tidak bisa lagi 'berjualan' ke luar negeri.
Moeldoko menjelaskan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo berusaha membangun kesejahteraan rakyat Papua untuk meningkatkan SDM dan infrastruktur Papua dengan baik. Oleh karena itu, Moeldoko menduga ada kelompok-kelompok yang tak suka dengan itu.
"Tapi ternyata ada kelompok-kelompok tertentu baik itu pergerakan poros bersenjata, maupun pergerakan poros politik. Itu justru merasa terganggu dan ada kecemasan yang nyata," ujar Moeldoko di Gedung KSP, Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
"Kenapa demikian? Karena kalau Papua maju, mereka tak punya alasan lagi sebagai bahan jualan ke luar negeri. Ini yang kita amati," lanjut dia.
Sebagai contoh, ujar Moeldoko, ketika Papua dibangun, maka kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, sehingga pengaruh kelompok-kelompok bersenjata terhadap masyarakat akan semakin berkurang.
"Juga demikian terhadap kelompok poros politik, begitu melihat Papua maju, maka dia gak ada alasan lagi untuk jualan bahwa masyarakat Papua termarjinal. Gak ada lagi," terang mantan Panglima TNI tersebut.
Ada pun indikatornya, kata Moeldoko, seperti pembangunan jalan di Papua yang selalu diganggu oleh kelompok tertentu. Hal tersebut, tambah dia, menjadi indikator memang ada pihak yang tak suka dengan kemajuan di Papua.
"Sekarang ini juga kita lihat masih ada upaya ke sana, gedung-gedung yang harus dilindungi, dibakar. Ini suatu indikator yang sangat jelas," ucap dia.
Untuk itu, ungkap Moeldoko, ada kecemasan yang nyata sehingga kelompok tertentu itu memprovokasi kericuhan di Papua pada Senin hingga Rabu kemarin. Dengan demikian, masyarakat akan memberikan pandangan negatif.
"Saya bisa mengatakan, ada kecemasan yang nyata atas perubahan Papua yang menuju ke baik. Itulah kira-kira poinnya," ucap Moeldoko.