Nada Lembut Prabowo Minta Perwira Remaja TNI-Polri Teguh Bela Rakyat

- Presiden Prabowo meminta 2000 perwira remaja TNI-Polri untuk teguh bela rakyat dengan nada pelan, tenang, tapi menghujam.
- Prabowo mengingatkan bahwa bangsa ini tidak lahir dari kemudahan dan kemerdekaan adalah hasil perjuangan, bukan pemberian.
- TNI dan Polri bukan sekadar institusi, mereka adalah roh dari kemerdekaan itu sendiri. Prabowo meminta mereka untuk bertindak demi rakyat, bukan demi kepentingan golongan.
Jakarta, IDN Times – Matahari pagi menyinari halaman depan Istana Merdeka, Rabu (23/7/2025), ketika suara langkah serempak dua ribu perwira remaja menggema.
Hari itu, bukan sekadar seremoni. Bagi mereka yang berdiri tegap dalam balutan seragam kebanggaan, ini adalah titik awal pengabdian panjang yang penuh tantangan. Di bawah langit biru Ibu Kota, mereka mendengar langsung suara pemimpin tertinggi negeri.
Mereka berbaris untuk mengikuti upacara Prasetya Perwira (Praspa) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan pelantikan sebagai perwira remaja 2025.
Dalam amanatnya, Presiden Prabowo Subianto memberikan sejumlah pesan. Berbeda dari biasanya, Presiden Prabowo kini berpidato dengan nada pelan, tenang, tapi menghujam.
Nada itu seperti sapaan seorang ayah kepada anaknya. Bukan sekadar perintah, tetapi wejangan yang syarat makna.
Di balik ketegasan sorotan matanya, Prabowo memanggil kesadaran generasi baru penjaga Republik. Ia mengingatkan, bangsa ini tidak lahir dari kemudahan.
Sejarah Indonesia ditulis dengan darah, keringat, dan air mata. Bahwa kemerdekaan adalah hasil perjuangan, bukan pemberian. Maka menjaga bangsa, bagi Prabowo, bukan sekadar tugas, melainkan kehormatan tertinggi.
“Kau adalah anak kandung dari rakyat Indonesia,” tutur Kepala Negara bernada rendah, seperti menggugah kembali ingatan kolektif akan siapa yang harus mereka bela.
Prabowo tak banyak memainkan retorika. Ia berbicara pelan, nyaris seperti bisikan. Tapi justru di situlah letak kekuatannya. Nada pelan itu membawa beban sejarah, dan menyerahkannya kepada pundak perwira muda yang baru saja disematkan pangkat.
“Kalau kita tidak kuat, kita akan dilindas oleh bangsa lain,” kata Prabowo, mengingatkan tentang realitas keras dunia yang masih berputar pada kekuasaan dan kepentingan.
Prabowo tidak menjanjikan tugas mereka akan mudah. Tapi justru dalam tantangan itulah, kata Prabowo, akan teruji seberapa teguh janji mereka. Sebagai benteng terakhir republik, TNI dan Polri bukan sekadar institusi, mereka adalah roh dari kemerdekaan itu sendiri.
Di penghujung pidato, Prabowo kembali pada esensi: pengabdian. Bukan untuk kejayaan pribadi, bukan demi kepentingan golongan, tapi semata-mata demi rakyat.
“Jadilah tentara rakyat, tentara nasional, tentara pejuang. Jadilah polisi rakyat, polisi nasional, polisi pejuang,” pesannya, disambut keheningan penuh hormat dari para perwira muda..
Tercatat, ada dua ribu perwira remaja yang dilantik Presiden Prabowo di Istana pagi ini, yakni 827 dari Akademi Militer, 293 Akademi Angkatan Laut, 293 dari Akademi Angkatan Udara, dan 447 dari Akademi Kepolisian.