Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Nisan Salib Dipotong Warga di Yogyakarta, Ini Faktanya

IDN Times/Yogie Fadila
IDN Times/Yogie Fadila

Jakarta, IDN Times - Kasus pemotongan nisan salib di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) ramai diperbincangkan di media sosial. Peristiwa terjadi di Makam Purbayan Kotagede, Yogyakarta.

Nisan salib bertuliskan nama Albertus Slamet Sugihardi terpotong pada bagian atas sehingga bentuk salib berubah menjadi bentuk "T". Peristiwa terjadi pada Senin (17/12) kemarin.

1. Makam Jambon memang diperuntukkan untuk umat Muslim

IDN Times/Yogie Fadila
IDN Times/Yogie Fadila

Makam Jambon memang dari dulu dijadikan makam untuk umat Muslim–sesuai dengan mayoritas masyarakat Purbayan yang memeluk agama Islam. Meski begitu memang tidak ada simbol-simbol Islam di dalamnya.

"Memang benar makam Muslim karena penduduk asli sini (beragama) Islam, tapi tidak dituliskan. Makam lain yang dituliskan "Makam Muslim" itu kan baru beberapa tahun ini," kata Marsudi yang juga dipercaya warga untuk mengawasi gedung olahraga di sebelah makam.

Humas Gereja Santo Paulus Pringgolayan Banguntapan, Albertus Sunarto, menjelaskan bahwa Slamet meninggal pada pukul 08.00 WIB. Dia menambahkan, salah satu sesepuh warga, Bejo Mulyono telah diajak berembuk agar jenazah Slamet dapat dimakamkan di TPU Jambon Purbayan.

Update 19/12 18.00 WIB: Versi awal artikel ini menyebutkan tempat pemakaman umum (TPU) yang digunakan bukan TPU khusus umat muslim. Meskipun pada prakteknya TPU ini digunakan oleh mayoritas umat muslim (dilansir dari harianjogja.com).

Namun setelah mengonfirmasi ulang ke warga, dapat dipastikan Makam Jambon memang diperuntukkan untuk umat muslim atas dasar jumlah warga muslim yang lebih banyak seperti di terangkan di atas.

2. Pusara Slamet dipindahkan dari tengah ke pinggir

IDN Times/Yogie Fadila
IDN Times/Yogie Fadila

Pusara Slamet semula terletak di bagian tengah makam. Namun pada siang hari, warga melakukan penolakan dan meminta agar Slamet dimakamkan di bagian pinggir.

"Oke tidak masalah," kata pria yang akrab disapa Narto. Makam Slamet pun akhirnya berpindah tempat.

3. Dipotong karena kesepakatan dengan warga

IDN Times/Yogie Fadila
IDN Times/Yogie Fadila

Nisan salib milik Slamet dipotong oleh warga sekitar pukul 14.00 WIB. "Dengan alasan adanya kesepakatan warga kampung," demikian ditulis situs lokal di Yogyakarta.

Nisan salib yang oleh warga telah dipotong bagian atasnya tetap ditancapkan. Di pusara Slamet kini nisan yang tertancap berbentuk "T".

4. Keluarga dilarang melakukan doa-doa

Insiden pemotongan nisan salib Kotagede, Yogyakarta - IDN Times/Yogie Fadila
Insiden pemotongan nisan salib Kotagede, Yogyakarta - IDN Times/Yogie Fadila

Tak hanya nisan salib yang dipotong bagian atasnya, kesedihan pelayat masih bertambah. Warga lagi-lagi melakukan penolakan terhadap pihak keluarga. 

Malam harinya, ketika keluarga dan pelayat akan melakukan doa-doa di rumah duka, warga kembali menolak prosesi tersebut. "Akhirnya, pembacaan doa-doa dilakukan di gereja ini," kata Narto.

5. Bertolak belakang dengan slogan Yogya sebagai kota toleran

instagram.com/jogjanight
instagram.com/jogjanight

Peristiwa ini disayangkan banyak pihak. Pasalnya, Yogyakarta selama ini mengangkat slogan sebagai Kota Toleran. 

Peristiwa ini merusak catatan baik yang selama ini dicitrakan Yogyakarta sebagai kota yang kuat menjunjung toleransi beragama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
Dwifantya Aquina
3+
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us