Panglima TNI Sebut Tak Akan Relokasi Gudang Peluru yang Meledak

Jakarta, IDN Times - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengungkapkan tidak ada rencana relokasi Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang mengalami ledakan. Namun, gudang peluru ini akan diperbaiki.
Agus menjelaskan tempat tersebut tidak hanya merupakan gudang amunisi besar yang sebagian isinya telah kedaluwarsa, tetapi juga terdapat gudang lainnya.
"Itu tempat itu memang tidak hanya gudang amunisi besar, amunisi expired. Itu ada juga gudang lainnya. Memang tidak akan direlokasi, hanya akan kita perbaiki," kata dia usai acara Buka Puasa Bersama TNI-Polri di lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/2/2024).
1. Penanganan di gudang peluru disebut sudah sesuai SOP

Agus menegaskan proses penanganan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan. Apalagi, menurutnya, tidak muncul masalah atau korban jiwa akibat insiden tersebut.
"Memang SOP-nya sudah bagus. Bunker, kemudian ada tanggul," ujarnya.
2. Menyisir wilayah terdampak dan membersihkan area ledakan

Agus menjelaskan investigasi dan penanganan setelah ledakan di wilayah Kodam Jaya telah dilakukan menyeluruh. Kodam Jaya dibantu tim terkait sudah menyisir wilayah terdampak dan membersihkan area ledakan.
"Investigasi sudah, amunisi sudah, jadi Kodam Jaya dibantu oleh satuan Jihandak dan POM sudah menyisir di lokasi ledakan, kemudian juga satuan teritorial sudah menyisir dan membersihkan di sekitar, tiap kilometer dari ledakan itu," kata Panglima TNI.
Agus mengatakan memang kemungkinan ada serpihan atau selongsong amunisi yang tersebar ke kampung-kampung di sekitar gudang peluru, langkah-langkah pengamanan juga telah diambil untuk memastikan keamanan warga.
3. Ada 31 rumah rusak terdampak ledakan

Hingga saat ini, Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah mencatat 31 rumah mengalami kerusakan sebagai dampak ledakan gudang peluru. Beberapa rumah mengalami keretakan dan kerusakan pada plafon, bahkan ada yang mengalami keruntuhan, serta kaca pecah.
"Data sementara ada 31 rumah yang terdampak berupa kaca pecah, plafon retak, atap retak atau bolong," ujar Penjabat (Pj) Bupati Bogor, Asmawa Tosepu, ketika melakukan penilaian langsung ke lokasi terdampak, Senin (1/4/2024).
Pemerintah Kabupaten Bogor, kata dia, memiliki waktu 14 hari untuk melakukan penilaian. Proses itu termasuk menghitung jumlah rumah yang rusak, upaya koordinasi hingga menentukan langkah-langkah penanganan.