Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasien Tidak Jujur Membuat Banyak Tenaga Medis COVID-19 Gugur

Personel Satgas Mobile COVID-19 memeriksa kondisi pasien diduga terjangkit virus Corona (COVID-19) di ruang isolasi Rumah Sakit Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (11/3). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Jakarta, IDN Times - Perawat RSPI Sulianti Saroso Nurdiansyah mengungkapkan, ketidakjujuran pasien saat berobat atau saat ditanya riwayat perjalannya, menjadi pemicu banyaknya tenaga medis yang terpapar COVID-19.

"Padahal keterbukaan pasien menjadi kunci bahwa COVID-19 dapat disembuhkan dan penularan dapat dicegah," ujar Nurdiansyah saat membagikan kisah merawat pasien COVID-19 di Media Center Gugus Tugas Percepatan penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional, Jakarta, Minggu (19/3).

1. Banyak tenaga medis yang terinfeksi hingga gugur dalam melaksanakan tugasnya

Ilustrasi ambulans (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Dalam siaran tertulis, perawat yang turut menangani pasien COVID-19 di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, mengatakan sudah banyak beberapa tenaga medis yang terinfeksi hingga gugur dalam melaksanakan tugasnya.

Bagi Nurdiansyah, hal itu semakin menambah cerita duka bagi dirinya dan juga para tenaga medis lainnya saat melaksanakan tugasnya menangani COVID-19.

“Sudah mulai banyak kasus-kasus yang terjadi dengan kita. Beberapa teman ada yang dirawat. Teman-teman yang tertular dari pasien. Ada yang tertular karena mungkin ketidakjujuran (pasien)," katanya.

2. Perawat COVID-19 mulai dari diusir dari rumah kontrakan, anak dari perawat dikucilkan

Tenaga medis di RSPP. Dok. Humas RSPP

"Bulan ini kita penuh duka, angka positif dari teman-teman kita semakin banyak, yang meninggal juga,” imbuh Nurdiansyah.

Lebih dari itu, Nurdiansyah juga mengaku banyak rekan-rekannya yang mendapatkan stigma negatif, khususnya di lingkungan tempat tinggalnya. Mulai dari diusir hingga anggota keluarganya diasingkan dan dikucilkan oleh tetangga.

“Stigma yang negatif tentang perawat COVID-19 mulai dari diusir dari rumah kontrakan, kemudian anak dari perawat juga diasingkan dengan anak tetangganya,” kata Nurdiansyah.

3. Garda terdepan untuk pencegahan yakni masyarakat

Akhyar mencuci tangan di Pasar (Dok. IDNTimes/istimewa)

Oleh karenanya, pria yang tadinya bekerja untuk merawat pasien HIV/AIDS itu menyampaikan harapan kepada semua pihak, pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pencegahan.

Menurutnya, satu-satunya upaya melawan COVID-19 dengan pencegahan. Garda terdepan untuk pencegahan yakni masyarakat.

"Mari sama-sama kita lakukan pencegahan. Dalam hal ini garda terdepan adalah masyarakat,” ucap Nurdiansyah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us