Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Sekolahkan 100 Dokter Onkologi ke China, India, Jepang, Korea

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Gedung Kemenkes, Kamis (10/11/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Intinya sih...
  • Pemerintah RI menyekolahkan 100 dokter ke China, India, Jepang, dan Korea Selatan setiap tahun untuk memenuhi kebutuhan dokter onkologi dalam penanganan kanker nasional.
  • Kekurangan dokter onkologi menghambat distribusi alat kesehatan ke rumah sakit di daerah, sehingga pemerintah meluncurkan program fellowship dengan negara-negara tersebut.
  • Program ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah dokter yang mampu menangani kanker sehingga lebih banyak pasien dapat diselamatkan dari bahaya kanker.

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tiap tahunnya Pemerintah RI menyekolahkan 100 dokter ke China, India, Jepang, dan Korea Selatan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dokter onkologi dalam penanganan kanker nasional.

“Persoalan terbesar dalam penanganan kanker di Indonesia adalah dokternya, kita tidak punya dokter onkologi yang cukup,” kata Menkes dalam keterangannya dikutip Minggu (24/11/2024).

1. Kekurangan dokter sebabkan distribusi alat kesehatan ke rumah sakit di daerah terhambat

ilustrasi dokter. (unsplash.com/Online Marketing)

Menurut Budi, kekurangan dokter ini menyebabkan distribusi alat kesehatan ke rumah sakit di daerah juga terhambat karena tidak ada dokter spesialis yang mengoperasikannya.

Karena itu, untuk mengatasi persoalan ini, pemerintah meluncurkan program fellowship dan mengembalikan kolegium kepada Kementerian Kesehatan. Indonesia, kata dia, telah menjalin kerja sama dengan pemerintah China, India, Jepang, dan Korea untuk mengirimkan 100 dokter setiap tahunnya.

“Karena kita mau mempercepat program fellowship, sehingga dokter spesialis penyakit dalam bisa melakukan kemoterapi,” ungkapnya.

2. Tujuannya untuk meningkatkan jumlah dokter yang mampu menangani kanker

ilustrasi Hari Kesadaran Kanker Payudara (pexels.com/Miguel Á. Padriñán)

Adapun seratus dokter ini, kata Budi, akan mengikuti program fellowship dalam bidang seperti kardiologi intervensional, dan durasi pelatihan berkisar antara 6 hingga 24 bulan.

Pemerintah mengambil kebijakan untuk mengirim belajar para dokter ke luar negeri dikarenakan terbatasnya kapasitas pendidikan di dalam negeri untuk program fellowship.

Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah dokter yang mampu menangani kanker, sehingga lebih banyak pasien dapat diselamatkan dari bahaya kanker karena penyakitnya ditangani lebih cepat.

3. Menkes minta dukungan kolegium

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (IDN Times/Amir faisol)

Dia pun mengingatkan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, terutama dari kolegium, dalam menyukseskan program ini.

Dia menilai, tanpa dukungan kolegium, program peningkatan jumlah dokter spesialis yang berkualitas untuk kemoterapi dan intervensi medis akan sulit diwujudkan.

“Bagi sebagian kelompok, upaya ini tidak populer, tapi kita harus ingat 234 ribu orang meninggal setiap tahunnya,” kata Menkes.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us