Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Penerima Plakat Gold Local Heros Pegadaian dalam BCOMSS 2024

Mina Dewi.jpg
Mina Dewi berhasil membawa pulang Plakat Gold, penghargaan tertinggi yang diberikan dalam acara BCOMSS (Dok. Pegadaian)
Intinya sih...
  • Bank Sampah Panca Daya didirikan untuk mengatasi masalah sampah.
  • Pegadaian memiliki program yang sangat concern dengan bank sampah.
  • Pegadaian bekerja sama dengan Bank Sampah Panca Daya sejak tahun 2019.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pegadaian kembali memenangkan Juara 2 dalam kategori Local Heroes pada Indonesia Corporate Communication and Sustainability Summit 2025 dengan perwakilan dari Susi Damayanti, pemilik sekaligus pengurus Istana Yatim Baitul Qurro dan pengelola Desa Kreatif Parung Panjang. Namun sebelumnya, Pegadaian juga meraih Plakat Gold dalam kategori yang sama dalam BUMN Corporate Communication and Sustainability Summit (BCOMSS) 2024, ajang kompetisi tahunan antar BUMN di bidang komunikasi korporat dan program keberlanjutan.

Dalam Awarding Night BCOMSS yang dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2024, muncul satu nama yang sudah tidak asing dalam dunia lingkungan hidup, yakni Mina Dewi Sukmawati. Sudah lebih dari satu dekade beliau melanglang buana menjadi pembicara dalam perannya sebagai Direktur Bank Sampah Panca Daya, Padang, Sumatera Barat, sekaligus Ketua Forum Bank Sampah Binaan Pegadaian yang dikenal sebagai Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (FORSEPSI). Beliau merupakan perwakilan Pegadaian dalam kategori Local Heroes.

Mina Dewi berhasil membawa pulang Plakat Gold, penghargaan tertinggi yang diberikan dalam acara BCOMSS, yang diserahkan secara langsung oleh Erick Thohir, Menteri BUMN dan Tedi Bharata, Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN, yang diterima oleh Damar Latri Setiawan, Direktur Utama Pegadaian.

Simak wawancara kami dengan Mina Dewi terkait kisah beliau dalam memulai Bank Sampah hingga menerima Plakat Gold dalam Kategori Local Heroes sebagai perwakilan Pegadaian pada acara BCOMSS 2024.

1. Sadar sampah adalah masalah besar

Ilustrasi Sampah yang Menggunung (pexels.com/tomfisk)
Ilustrasi Sampah yang Menggunung (pexels.com/tomfisk)

Sejak kapan Bu Mina Dewi mulai tertarik dengan sampah? Dari mana mendapatkan inspirasi atau ide untuk membuka Bank Sampah? 

Saya mulai mengenal bank sampah pada tahun 2011, ketika ada Bimbingan Teknis di Kota Padang untuk masyarakat, ada kelas kreasi dan bank sampah, sebelumnya saya mengikuti kelas kreasi, namun karena selesai terlalu cepat saya coba-coba masuk ke kelas bank sampah. Kemudian saya menyadari bahwa sampah itu masalah yang sangat besar bagi lingkungan dan ternyata sampah bisa didaur ulang dan memiliki nilai ekonomis. Akhirnya saya berinisiatif untuk membuat bank sampah di depan teras rumah saya sendiri. 

Bagaimana kisah awal pendirian Bank Sampah Panca Daya? 

Saya berkoordinasi dengan RT rumah saya untuk menjalankan bank sampah di rumah, syukurnya mendapatkan respons yang baik, dan bank sampah saya mulai berjalan. Pertama-tama langkah saya mengajak warga sekitar, kebetulan karena saya merupakan anggota PKK, Ketua PKK mendukung dan anggota lainnya turut mengikuti. Kemudian saya mencoba sosialisasi dan menjalankan program di PAUD (re: Ibu Mina merupakan Pengelola PAUD). Saya lanjut mengajak pemuda sekitar (re: Karang Taruna) untuk juga dapat bergabung dalam pengelolaan sampah di lingkungan komplek sekitar rumah saya.


Apakah ada kesulitan selama menjalankan tugas menjadi Direktur Bank Sampah? 

Tentu. Kesulitan terbesar saya adalah ketika saya harus sosialisasi ke orang lain, karena saya harus mampu meyakinkan diri saya terlebih dahulu sebelum saya bisa meyakinkan orang lain. Tapi kan untuk mengubah budaya sangat susah, ya? Saya tahu sampah memang merupakan masalah yang besar, tapi saya tetap refleksi diri saya sendiri, “saya benar sudah melakukan ini ngga, sih? Saya benar-benar melakukan 3R ini ngga, ya?”. Hal-hal seperti itu yang cukup menjadi masalah pelik bagi saya. 

Ada juga masalah karena awalnya bank sampah berdiri dengan lima orang, namun berkurang sampai tinggal tiga orang. Mereka mempertanyakan “mau sampai kapan jalannya gini-gini saja?” Bank sampah saya dulu bergerak tanpa ada dana, tanpa ada publikasi, tanpa ada bantuan dari berbagai pihak. 

Selain masalah pergumulan dengan diri saya sendiri, cukup banyak beberapa masalah yang membuat saya menangis. Seperti ketika saya sudah mulai pede mengajak orang-orang karena sudah sukses dengan anak-anak PAUD, saya dianggap pencitraan, dan ketika sudah semakin besar bank sampah, dilirik pemerintah dan media, saya dibilang melakukan itu tidak ikhlas hanya agar bisa menerima bantuan pemerintah. Saya sempat sangat nge-down di saat itu. 

Namun suami saya berpesan, “kalau kamu memang mau ke masyarakat harus siap, ada apa saja harus siap, kalau kamu ga siap ya sudah mundur saja,” akhirnya saya bergerak lebih mantap untuk tetap maju. 

2. Pegadaian memiliki program yang sangat concern dengan bank sampah

IMG_20250903_170616.jpg
Kantor Cabang Pegadaian Poncol Semarang saat sore hari. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Bagaimana cerita awal mula bekerja sama dengan Pegadaian? 

Sebelumnya saya tidak pernah mencoba memasukkan proposal program kerja kepada instansi man apun, saya tidak berpikir tentang menjalin hubungan kemitraan atau permohonan bantuan, karena saya khawatir apabila saya menerima bantuan, kinerja tim saya tidak lagi bisa maksimal. Namun hal tersebut berubah pada tahun 2019, Pegadaian memiliki program kerja yang sangat concern pada bank sampah dan kemudian meminta rekomendasi bank sampah dari Dinas Lingkungan. Bank Sampah Panca Daya merupakan salah satu bank sampah yang direkomendasikan. 

Bank Sampah Panca Daya dapat saya bilang tidak layak, karena banner kami sudah lepas, lokasi menumpang di parkiran kecamatan (re: Kecamatan Kuranji), nasabah cuma 35 (tiga puluh lima) orang, ngga nambah-nambah. Kalau Pegadaian mau bantu, apa yang bisa diharapkan dari bank sampah kecil seperti kita? Namun melihat keseriusan Pegadaian, saya berjanji, apabila Pegadaian memang berniat membantu ikhlas, insya Allah, kami akan membantu membesarkan Pegadaian dan akan menjaga nama baik Pegadaian. 

Apa makna bank sampah bagi Ibu?

Menurut saya bank sampah adalah rumah kedua. Kalaupun saya sakit saya akan sembuh kalau saya ada di bank sampah. Kawan-kawan saya di bank sampah pun juga tidak mengutamakan uang sama sekali, dan meskipun hasilnya jauh dari harapan mereka, tapi mereka juga sama seperti saya, mereka juga sangat semangat, dan saya sangat mengerti perasaan mereka. Bank sampah membuat saya merasa sangat nyaman dan kebahagiaan saya tidak dapat digantikan ketika ada orang yang datang untuk bergabung ke bank sampah. Saya merasa lebih bahagia daripada mendapatkan uang berapapun. Perasaan yang saya rasakan ketika ada orang yang datang atas kemauan dirinya sendiri adalah perasaan yang tidak bisa dibeli, dan tidak akan pernah bisa dibeli. 

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan diri sampai siap maju sebagai perwakilan Pegadaian kategori Local Heroes dalam ajang BCOMSS? 

Saya merasa khawatir persiapan saya kurang. Namun saya langsung mencari tahu tentang BCOMSS dan ketika saya mengerti apa itu BCOMSS, saya merasa sangat bertanggung jawab karena mewakili Pegadaian, tapi saya bertekad untuk menang dan bisa membawa nama baik Pegadaian. Saya berusaha keras untuk dapat mempersembahkan hasil yang baik untuk Pegadaian. 

Ketika saya menyampaikan presentasi, saya hanya mendapatkan waktu selama tiga menit. Dalam kurun waktu tersebut saya benar-benar berharap apa yang saya jelaskan sesuai dengan apa yang telah saya kerjakan selama ini, dapat dimengerti dan dipahami oleh orang-orang. 

3. Bukti rasa terima kasih kepada Pegadaian

Badai Emas Pegadaian 2025 (dok. Pegadaian)
Kantor pusat PT Pegadaian. (dok. Pegadaian)

Bagaimana perasaan Ibu ketika tahu menang sebagai perwakilan kategori Local Heroes Pegadaian dalam ajang BCOMSS? 

Saat itu saya sedang makan malam, namun saya langsung teriak dan lompat-lompat, saya merasa seperti bermimpi sampai keluarga saya kaget karena melihat saya, “ih kok mama sampe kayak gitu?” ucap anak saya. Kemudian saya sambil menangis menjelaskan apa itu BCOMSS dan sepenting apa itu bagi saya. Anak saya kemudian bilang ke saya, kalau dia bangga dan akhirnya saya punya sesuatu dan punya pencapaian besar yang bisa dibanggakan. 

Hal yang membuat saya sangat bahagia adalah ini adalah bukti rasa terima kasih saya kepada Pegadaian. Tanpa Pegadaian saya tidak akan bisa menjadi seperti ini. 

Apakah Ibu berkenan memberikan motivasi bagi masyarakat sebagai salah satu pemenang BCOMSS? 

Apapun yang anda lakukan, lakukan dengan tulus, jangan berharap apapun karena Allah Maha Melihat karena jika Beliau menghendaki sesuatu yang didapatkan dari-Nya kita tidak akan pernah tahu. 

Selalu berpikir positif dan selalu fokus menebar manfaat, soal hasil serahkan kepada Allah yang akan memberikan jalannya. Jadi, jangan menunggu, lakukan sekarang dan jangan berpikir hal baik yang kita lakukan untuk siapa, tapi lakukan untuk diri kita dan alam sekitar. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ezri Tri Suro
EditorEzri Tri Suro
Follow Us

Latest in News

See More

Haji 2026, DPR Minta Jemaah Terima Nusuk Ketika di Indonesia

28 Okt 2025, 14:06 WIBNews