Petani Urban Soroti Dampak Modifikasi Cuaca pada Lahan Pertanian

- Curah hujan ekstrem ganggu proses tanam dan pengomposan
- Tanaman sayur sensitif terhadap perubahan cuaca mendadak
- Petani kota kembangkan solusi mandiri dengan kompos
Jakarta, IDN Times – Petani urban di Jakarta menilai operasi modifikasi cuaca (OMC) yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat memengaruhi kondisi lahan pertanian perkotaan, terutama tanaman sayuran yang sensitif terhadap perubahan pola hujan.
1. Curah hujan ekstrem ganggu proses tanam dan pengomposan

Petani urban asal Jagakarsa, Latif, menjelaskan bahwa hujan dengan intensitas tinggi di Jakarta berdampak besar pada lahan pertanian yang umumnya berada di lokasi nonproduktif, seperti tepi sungai dan tanah miring.
Perubahan cuaca yang tidak menentu membuat proses tanam terganggu, sementara kelembapan berlebih memperlambat pengomposan sumber utama pupuk organik bagi petani urban.
“Kalau terlalu basah, pengomposan jadi lama. Tapi kalau terlalu kering, mikroorganismenya mati, nutrisinya hilang” ujar Latif, Jumat (7/11/2025), dilansir ANTARA.
2. Tanaman sayur sensitif terhadap perubahan cuaca mendadak

Latif menyebut sebagian besar petani urban di Jakarta menanam sayuran daun seperti kangkung, bayam, dan sawi yang sangat bergantung pada kestabilan cuaca. Perubahan curah hujan akibat modifikasi cuaca dapat menimbulkan kerusakan fisik tanaman, seperti batang patah dan daun rusak, serta meningkatkan potensi serangan hama.
3. Petani kota kembangkan solusi mandiri dengan kompos

Untuk mengurangi dampak perubahan cuaca, komunitas petani di RW 6 Cipedak berinisiatif mengolah sampah organik rumah tangga menjadi kompos. Kompos tersebut digunakan kembali di kebun komunitas agar tanah tetap subur tanpa bergantung pada pupuk kimia.
“Kami mencoba menutup siklusnya sendiri. Sampah dapur diolah jadi kompos, dipakai menanam, hasilnya kembali ke masyarakat,” jelas Latif.
Ia berharap pemerintah memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam pelaksanaan OMC agar kebijakan tersebut tidak hanya fokus pada sisi teknis pengendalian cuaca, tetapi juga memperhitungkan dampak terhadap ketahanan pangan perkotaan.

















