Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polemik Tren Kebaya Korea, Menparekraf: Inovasi Tak Bisa Kita Larang

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno (dok. Kemenparekraf)

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menanggapi polemik tren kebaya Korea yang menuai polemik di jejaring media sosial.

Fesyen kebaya Korea tersebut menjadi perbincangan hangat warganet, lantaran dianggap tak sesuai dengan nilai moral Indonesia.

1. Bagian dari inovasi, tak mungkin dilarang

Menparekraf Sandiaga Uno (dok. Kemenparekraf)

Sandiaga menilai, tren kebaya Korea tersebut bagian dari inovasi, sehingga tidak mungkin perkembangannya dilarang.

"Itu bagian dari inovasi kita tidak bisa melarang fashion, itu inovasi," kata dia dalam acara KaTa Kreatif yang digelar di Ndalem Ngabean Resto, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (20/7/2024).

2. Kebaya asli Indonesia harus sesuai pakem

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno saat mengunjungi Ekowisata Sungai Mudal di Kawasan Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Namun, kata Sandiaga, kebaya asli Indonesia tentu sesuai dengan pakem sebagaimana yang ditetapkan dalam warisan budaya tak benda. 

Di sisi lain, kata Sandiaga, negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara sebenarnya juga memiliki pakaian adat serupa dengan kebaya. Namun jika merujuk kebaya khas Indonesia, tentunya harus sesuai dengan pakem dan nilai moral.

"Tapi kalau kita bicara pakem tentu kita merujuk pada kebaya yang sudah diakui oleh warisan budaya tak benda Indonesia, dan itu adalah yang harus diikuti. Tapi kalau mereka mau memberi inovasi, dan menganggap ini adalah kebaya yang diadaptasi dengan beberapa tren kekinian, tentunya ini merupakan hak dari masing-masing desainer untuk melakukan kreasi," ungkapnya. 

"Buat saya ini bagian dari pada dunia menghargai kebaya Indonesia yang sekarang juga dalam sedang proses pendaftaran sebagai warisan budaya tak benda secara kolektif, dengan negara-negara ASEAN lain. Karena kebaya ini juga dishare oleh Malaysia, Singapura Brunei, dan Thailand Selatan, jadi ini milik bersama," sambung Sandiaga.

3. Kebaya korea viral hingga menuai polemik

Meilan Indrajati (instagram.com/meilanindraa)

Sebelumnya, sejumlah warganet menyampaikan keluhan dan kekhawatiran terkait tren kebaya Korea di media sosial. Mereka menilai kebaya Korea merusak budaya asli Indonesia.

"Pliss stop trend kebaya dijadiin macem2, ini kebaya loh sama aja menodai kebudayaan, gw udah muak sabar bgt kmrn kebaya dijadiin cop top coquette, korean lah apalah. Pliss stop," ujar salah satu warganet dalam kicauannya, menggunakan huruf kapital.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us