Prabowo Dorong ASEAN Perhatikan Nasib Myanmar yang Masih Konflik

- Prabowo dorong ASEAN untuk memastikan prinsip demokrasi dijunjung Myanmar
- ASEAN harus bisa serukan gencatan senjata di Myanmar
- Prabowo juga sampaikan keprihatinan konflik Kamboja dan Thailand
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menghadiri retret Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar pada Minggu (26/10/2025), di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia. Pada acara tersebut, Prabowo menyoroti masih adanya konflik di kawasan, termasuk Myanmar.
“Krisis di sekitar kita terus menguji tekad kita, di kawasan kita, dan di antara sahabat-sahabat kita. Situasi di Myanmar masih menjadi keprihatinan yang mendalam. Kami mencermati perkembangan terkini, termasuk rencana penyelenggaraan pemilu pada Desember 2025,” ujar Prabowo dalam keterangannya.
1. Prabowo dorong ASEAN untuk memastikan prinsip demokrasi dijunjung Myanmar

Dalam kesempatan itu, Prabowo mendorong ASEAN agar prinsip demokrasi dan transparansi dijunjung tinggi di Myanmar. Prabowo juga mendorong agar ASEAN bisa mempertimbangkan untuk mengirimkan pengamat untuk membantu proses pemilu di Myanmar.
“Utusan Khusus Ketua ASEAN dapat terus melibatkan semua pemangku kepentingan terkait, dan pada waktu yang tepat, ASEAN dapat mempertimbangkan untuk mengirimkan tim pengamat guna membantu memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses demokrasi,” ucap dia.
2. ASEAN harus bisa serukan gencatan senjata

Prabowo mengatakan, ASEAN juga harus bisa menyerukan gencatan senjata di Myanmar. Sehingga, rakyat Myanmar bisa hidup dengan aman.
“Kita harus terus menyerukan gencatan senjata untuk menciptakan ruang yang diperlukan bagi dialog yang bermakna. Indonesia siap mendukung Ketua ASEAN dalam melibatkan semua pihak menuju proses yang benar-benar inklusif,” kata dia.
3. Prabowo juga sampaikan keprihatinan konflik Kamboja dan Thailand

Lebih lanjut, Presiden Prabowo juga menyampaikan keprihatinannya terhadap konflik Kamboja dan Thailand.
“Saya mengapresiasi kepemimpinan Perdana Menteri Anwar dalam memfasilitasi dialog dan gencatan senjata. Kami mendesak kedua belah pihak untuk menyelesaikan perbedaan mereka dengan semangat ASEAN, sebagai satu keluarga,” imbuhnya.


















