Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Prabowo Sebut Ada Direksi Ingin Jadi Raja di BUMN, Colek Jaksa Agung

Prabowo Subianto
Presiden Prabowo dalam pidatonya di pembukaan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), di Tangerang, Kamis (28/8/2025) (Youtube.com/Sekretariat Presiden)
Intinya sih...
  • Prabowo menyoroti tata kelola BUMN, menegaskan kekayaan Indonesia besar namun terkendala manajemen yang tidak bersih.
  • Ia menghapus tantiem untuk komisaris BUMN karena merugikan rakyat, dan menegaskan bahwa tidak ada jabatan yang tidak bisa digantikan.
  • Prabowo menyebut direksi BUMN berperilaku seakan-akan perusahaan adalah milik pribadi, dan menyebut Jaksa Agung terkait ada raja di BUMN.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menyoroti persoalan tata kelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam pidatonya, ia menegaskan, kekayaan Indonesia sangat besar, namun kerap terkendala masalah manajemen yang tidak bersih.

“Saya ini bukan sok optimis, saya apa adanya, saya sudah pelajari bukti-buktinya, Saya sudah lihat. Kekayaan kita luar biasa, masalahnya adalah manajemen, pengelolaan, manajemen yang bersih," ujar Prabowo saat membuka acara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Tangerang, Banten, Kamis (28/8/2025).

"Saudara-saudara saya sudah buktikan, aset yang ada di pemerintah, aset BUMN, saya kumpulkan di Danantara nilainya 1.000 triliun lebih, eh 1.000 miliar dolar, 1.000 miliar dolar, souverign fund kita sekarang mungkin kelima ya, kelima di dunia. Norway, China, Cina itu sebetulnya punya tiga, Abu Dhabi, baru kita. Tidak main-main, selama ini tercecer gak jelas, dan banyak yang tidak baik manajemennya, baik yang tidak baik sekarang saya ingin beresin semua itu,” sambungnya.

Prabowo menyebut telah menghapus tantiem atau bonus untuk komisaris BUMN. Menurutnya, sistem tersebut merugikan rakyat, karena memberikan bonus kepada komisaris meski perusahaan mengalami kerugian.

“Saudara tahu kemarin saya hilangkan tantiem. Tantiem pun saya gak jelas apa arti tantiem. Rupanya saya cek itu bahasa Belanda. Tantiem artinya bonus. Kenapa sih gak pakai istilah sederhana, bonus, gitu loh, yang repot perusahaan rugi dikasih bonus komisarisnya, enak di lo, gak enak di rakyat, no, coret. Yang gak mau alhamdulillah, you gak mau, out, get out, banyak anak muda yang mau masuk,” kata dia.

Lebih jauh, Prabowo menegaskan, tidak ada jabatan yang tidak bisa digantikan, termasuk dirinya sebagai Presiden. Ia menyinggung sejumlah direksi BUMN yang menurutnya berperilaku seakan-akan perusahaan adalah milik pribadi. Prabowo kemudian menyebut Jaksa Agung, ST Burhanuddin terkait ada raja di BUMN.

“Di Indonesia ini saya kasih tahu ya there is no one that can not be replace, tidak ada orang yang tidak bisa diganti termasuk Presiden Republik Indonesia, kalau saya gak bener, kalau saya brengsek, saya bisa diganti. Gak ada orang yang tidak bisa diganti. Bupati gak beres, Bupati bisa diganti ada itu direksi-direksi BUMN merasa kayak Jadi Raja aja kayak perusahaannya punya neneknya sendiri. Jaksa Agung ada Jaksa Agung. Jaksa Agung banyak pekerjaan ini,” ujar Prabowo.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us