Presdir Freeport Optimis Hilirisasi Dorong Investasi Asing di RI

Tony mengatakan, selama ini dalam lima tahun terakhir, politik dan situasi keamanan Indonesia relatif stabil. Kalau dilihat dari minatnya, bersama Kementerian Investasi, apalagi di tahun lalu, jelas Tony, itu benar-benar memberikan selera bagi investor masuk ke Indonesia. 

“Apakah dengan program hilirisasi investasi masuk atau tidak? SDA di Indonesia banyak sekali, you name it. Ketika kita bicara ekosistem, kita bicara soal tembaga, cobalt, bauksit yang hampir semua ada di Indonesia. Jadi, kalau kita lihat ekosistemnya, bahwa metal-metal ini sangat dibutuhkan untuk ekosistem tersebut, seharusnya ini sangat menarik,” tutur Tony.

Setali tiga uang, Tony juga melihat permintaan dunia akan mineral, seperti nikel, tembaga, timah, dan aluminium akan meningkat. Dengan demikian, harganya akan merangkak naik. Bukan hanya dalam pertambangan, hilirisasi bisa di bidang multi-culture dan bidang lainnya.

“Kenapa? Supply lebih tinggi daripada demand-nya. Demand meningkat terus, sementara supply terbatas. Contohnya tembaga. Mulai 2026 ke atas, demand jauh lebih tinggi daripada supply. Karena tidak ada tambang-tambang tembaga baru lagi yang besar di dunia ini. Dan begitu juga mineral-mineralnya,” tutur Tony.

Jika menengok data, tahun 2022 target investasi Indonesia Rp1.200 triliun dan tercapai Rp1.207 triliun. Angka ini 30 persen di atas target investasi sebelumnya tahun 2021. Tony melihat lonjakan Rp300 T tersebut mengindikasi ada kepercayaan dari investor asing maupun investor domestik untuk melakukan investasi di Tanah Air.

“Apa yg membuat kepercayaan itu muncul? Ada banyak hal, di samping angka-angka makroekonomi yang sangat menjanjikan, pertumbuhan di atas 5 persen, inflasi bisa terkendali di level yang, dibandingkan dengan negara-negara emerging lainnya, kita salah satu yg terbaik. Dan yg paling penting adalah kestabilan politik,” tutur Tony. (WEB)