“Kita sepakat dengan publik, bahwa itu tidak pantas!” kata Romo Syafii di Jakarta, Selasa (11/11/2025), dilansir ANTARA.
Profil Elham Yahya, Pendakwah Muda Disorot karena Cium Anak Kecil

- Elham lahir di Kediri
- Elham viral usai terekam menciumi anak-anak di majelis pengajian
- Elham minta maaf atas insiden tersebut sebagai kekhilafan pribadi
Jakarta, IDN Times - Pendakwah muda asal Kediri, Muhammad Elham Yahya Al-Maliki alias Gus Elham, tengah menjadi sorotan publik setelah videonya viral di berbagai platform media sosial. Dalam video tersebut, Elham terlihat mencium pipi anak-anak perempuan saat kegiatan pengajian, bahkan sempat memasukkan pipi anak tersebut ke dalam mulutnya.
Aksi ini memicu reaksi keras dari masyarakat, terutama karena dianggap tidak pantas dilakukan oleh seorang tokoh agama terhadap anak kecil. Bahkan Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii meminta Elham menghentikan aksinya tersebut.
Lantas seperti apa sosok Muhammad Elham Yahya Al-Maliki? Berikut profilnya.
1. Profil Elham Yahya Al-Maliki, latar belakang keluarga dan pendidikan

Elham lahir di Kediri, Jawa Timur pada 8 Juli 2001. Ia merupakan putra dari KH Luqman Arifin Dhofir dan Hj. Ernisa Zulfa Al Hafidz, pengasuh Pondok Pesantren Al-Ikhlas 1 Kediri, dan cucu dari KH Mudhofir Ilyas, pendiri Ponpes Al-Ikhlas Kaliboto. Elham juga memiliki seorang kakak laki-laki bernama Agung.
Sejak kecil, Elham menempuh pendidikan di lingkungan pesantren. Ia pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo, salah satu pesantren terbesar di Kediri yang juga menjadi tempat ayah dan kakeknya menimba ilmu agama.
Setiap Kamis malam dan Sabtu malam, ia rutin menggelar pengajian di pondoknya yang selalu ramai dipadati jemaah. Tak hanya melalui pengajian tatap muka, Elham juga aktif berdakwah lewat media sosial yang diikuti oleh ribuan pengikut. Ceramah-ceramahnya yang ringan, santai, dan diselingi humor khas pesantren membuatnya digemari oleh banyak anak muda.
Latar belakang pesantren yang kuat membuatnya dikenal sebagai dai muda yang memiliki pemahaman keagamaan mendalam sekaligus dekat dengan kalangan santri dan anak muda.
2. Viral usai terekam menciumi anak-anak di majelis pengajian

Belakangan, muncul beberapa video lain yang memperlihatkan Elham mencium beberapa anak perempuan, bahkan dalam salah satu video ia tampak mencium tepat di bibir sang anak. Rekaman tersebut dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial dan memicu kemarahan publik.
Banyak warganet menilai, tindakan itu sebagai perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh seorang tokoh agama, terlebih di hadapan jemaah dan anak-anak. Unggahan-unggahan yang menyerukan “cancel” terhadap Elham pun bermunculan, menandai gelombang kekecewaan dan penolakan terhadap dirinya.
Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i menyatakan perilaku Elham sebagai tindakan yang tidak pantas, apalagi dilakukan oleh seseorang yang dianggap pemuka agama.
Wamenag Romo Syafii menegaskan, Kemenag telah memiliki pedoman tentang madrasah dan pesantren ramah anak melalui Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Islam. Pedoman itu menjamin hak peserta didik dan melindungi mereka dari kekerasan. Ia menambahkan, meski kasus serupa masih bisa terjadi, pengawasan akan terus diperketat agar peristiwa semacam itu dapat dicegah.
“Tentu saja kasus-kasus itu mungkin tetap ada ya, tapi kita tadi sepakat agar ke depan pengawasannya lebih ditingkatkan agar peristiwa itu bisa hindari," ujarnya.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pun turut menyesalkan tindakan dan perilaku Elham yang dinilai tidak mencerminkan akhlakulkarimah serta bertentangan dengan ajaran Islam.
3. Elham minta maaf

Dalam unggahan video di akun Instagram @fuadbakh, Elham mengatakan insiden tersebut sebagai kekhilafan pribadi dan menegaskan komitmennya untuk memperbaiki diri.
“Saya Muhammad Elham Yahya Al-Maliki, secara pribadi memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat atas beredarnya video yang menimbulkan kegaduhan. Saya mengakui bahwa hal tersebut merupakan kekhilafan dan kesalahan saya pribadi," ujarnya.
Ia berjanji menjadikan peristiwa tersebut sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang di masa depan.
"Saya berkomitmen untuk memperbaiki dan menjadikan peristiwa ini menjadi pelajaran berharga agar tidak mengulangi hal serupa di masa mendatang dan saya juga bertekad untuk menyampaikan dakwah dengan cara yang lebih bijak sesuai dengan norma agama, etika dan budaya bangsa, serta menjunjung akhlakulkarimah," lanjutnya.


















