Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puisi Sukmawati Menjadi Kontroversi, Ini Tanggapan Pimpinan DPR dan MPR

eramuslim.com

Jakarta, IDN Times – Puisi Sukmawati Soekarnoputri yang dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week menuai polemik. Puisi yang dibacakan langsung olehnya tersebut dianggap menista agama karena menyinggung azan dan cadar.

Menanggapi puisi Sukmawati tersebut, para pimpinan dewan pun memberikan tanggapannya masing-masing.

1. Menyayangkan puisi menyinggung isu SARA

Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto menyayangkan puisi tersebut keluar dari budayawan senior yang menurutnya hebat. Namun, yang disayangkan oleh Agus karena puisi tersebut menyinggung masalah SARA.

“Sehingga kita ketahui, banyak polemik dan menurut kami ini sebenarnya tidak pas. Apalagi sekarang ini tahun-tahun politik, ini kan menjadi hal yang ramai. Sehingga menurut kami seharusnya hal seperti itu tidak harus dilakukan,” ujar Agus di Gedung DPR RI, Rabu (4/4).

Terkait ke depannya Sukmawati akan meminta maaf atu tidak, Agus menyerahkan hal tersebut kepada Sukma. “Itu kita kembalikan kepada beliau, karena beliau kan cukup senior di dalam budayawan, saya rasa beliau juga paling tahu untuk bagaimana mengatasi ini,” terangnya.

2. Sukmawati dianjurkan meminta maaf

Sementara, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo juga menanggapi puisi Sukmawati tersebut. Berkaitan dengan ungkapan di dalam puisi tersebut, Bambang meyakini bahwa hal tersebut adala suara pribadi Sukma, dan tidak ada hubungannya dengan keluarga Bung Karno.

“Saya juga tidak tahu motivasinya apa, tetapi yang pasti kasus dia mencampuradukkan agama dengan kebudayaan sangat keliru, kan tidak boleh,” terang Bambang di Gedung DPR RI, Rabu (4/4).

Apalagi, lanjutnya, ketika menilai suatu ajaran agama dalam bentuk puisi, hal itu ia anggap sangat menyinggung. Ia pun sangat menyayangkan bahwa sebagai tokoh, Sukmawati tidak menunjukkan sebagai panutan, dimana Indonesia hidup dalam keberagaman agama dan saling menghormati satu sama lain.

“Menurut saya yang terbaik sekarang Bu Sukma meminta maaf, kita anggap ini tidak boleh terjadi lagi,” kata dia.

3. Menjunjung sila pertama dalam Pancasila

Sedangkan, Ketua MPR Zulkifli Hasan berpendapat bahwa sebagai wargan negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila, seharusnya tetap menjaga persatuan. Terutama tentang sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa di dalam Pancasila.

“Orang melaksanakan agamanya masing-masing secara leluasa itu dihormati. Kalau tidak gaduh, bayangkan. Kita saling menghormati, yang pakai konde dihormati, kalau orang pakai jilbab ya dihormati, kalau gak dihormati apa jadinya,” ucap Zulkifli.

Share
Topics
Editorial Team
Teatrika Handiko Putri
EditorTeatrika Handiko Putri
Follow Us