Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rizieq Shihab Sebut Ahok Penista Agama dalam Pledoi Kasus Megamendung

Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Rizieq Shihab tiba di Mapolda Metro Jaya untuk diperiksa sebagai tersangka kasus pelanggaran protokol kesehatan terkait kerumunan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta pada 14 November lalu. (ANTARA FOTO/Fauzan)
Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (tengah) bersiap menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (12/12/2020). Rizieq Shihab tiba di Mapolda Metro Jaya untuk diperiksa sebagai tersangka kasus pelanggaran protokol kesehatan terkait kerumunan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta pada 14 November lalu. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Jakarta, IDN Times - Terdakwa kasus kerumunan di Pondok Pesantren (Ponpes) Agrokultural Markaz Syariah, Megamendung, Puncak, Kabupaten Bogor, Rizieq Shihab menyinggung Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok dalam pledoinya. Rizieq meyakini rangkaian kasus yang sedang ia hadapi hanya merupakan kasus politik yang dirancang oligarki.

Menurutnya, rangkaian kasus yang ia hadapi saat ini memiliki latar belakang Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, Rizieq diketahui tidak mendukung Ahok yang merupakan petahana.

"Tidak bisa dipungkiri bahwa semua ini bermula dari Aksi Bela Islam 411 dan 212 pada 4 November dan 2 Desember Tahun 2016. Saat itu Umat Islam Indonesia bersatu menuntut Ahok si penista agama untuk diadili karena telah menistakan Al-Quran," ujarnya dalam sidang yang disiarkan lewat YouTube PN Jakarta Timur, Kamis (20/5/2021).

"Kemudian berlanjut ke Pilkada 2017 di ibu kota, Jakarta, ketika itu Ahok si penista agama menjadi salah satu calon Gubernur Jakarta yang didukung penuh oleh para oligarki yang saat itu sukses menggalang dukungan mulai dari Presiden dan para menterinya, hingga Panglima TNI dan Kapolri serta jajarannya, serta juga seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) di Ibu Kota Jakarta yang diwajibkan untuk memilih Ahok," tambahnya.

1. Rizieq Shihab sebut Ahok didukung paranormal dan dukun dalam Pilkada DKI Jakarta 2017

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama bersama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ANTARA/Hafidz Mubarak A)
Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama bersama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (ANTARA/Hafidz Mubarak A)

Rizieq menyebut saat itu para oligarki sangat yakin Ahok kan kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta. Bahkan, kata Rizieq, oligarki sukses menggalang dukungan rezim penguasa, organisasi masyarakat besar, hampir semua partai politik, dan didukung oleh media massa, serta dibsarkan lembaga survei hingga tokoh nasional.

"Tidak ketinggalan para buzzer bayaran secara terus menerus menyerang siapa saja yang tidak mendukung Ahok, juga pengerahan para Dukun dan Paranormal untuk minta bantuan kekuatan gaib, dan pengerahan gerombolan preman untuk mengintimidasi masyarakat, belum lagi penerbitan fatwa-fatwa sesat dan menyesatkan dari ulama gadungan yang mendukung Ahok dengan memutar-balikkan Ayat dan Hadits serta memanipulasi hujjah dan horupsi dalil," ujar Rizieq.

2. Rizieq merasa punya kewajiban menjaga bangsa dan negara

Habib Rizieq Shihab (HRS) menyapa massa yang menjemputnya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). HRS beserta keluarga kembali ke tanah air setelah berada di Arab Saudi selama tiga tahun. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Habib Rizieq Shihab (HRS) menyapa massa yang menjemputnya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). HRS beserta keluarga kembali ke tanah air setelah berada di Arab Saudi selama tiga tahun. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Pendiri Front Pembela Islam itu mengatakan bahwa dirinya bukan politikus maupun anggota partai, namun punya hak politik yang harus dijaga dan digunakan dengan benar. Selain itu, ia merasa harus punya sikap politik yang mengacu pada agama Islam dan konstitusi negara sehingga tak boleh menghalalkan segala cara.

"Saya bersama Umta punya kewajiban untuk menjaga dan melindungi bangsa dan negara dari kerakusan para oligarki," ujarnya. 

3. Rizieq klaim menjadi target kriminalisasi usai lawan Ahok

Eks Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab (tengah) usai diperiksa di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (13/12/2020), dalam penyidikan perkara kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan COVID-19 terkait kerumunan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta, pada 14 November lalu. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
Eks Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab (tengah) usai diperiksa di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (13/12/2020), dalam penyidikan perkara kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan COVID-19 terkait kerumunan di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta, pada 14 November lalu. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Rizieq meyakini ia menjadi target kriminalisasi setelah dirinya dan umat Islam yang hadir dalam aksi 212 dan 414 memutuskan melawan Ahok karena tak mau ibu kota dipimpin oleh penista agama yang arogan dan berkata kasar. Ia tak mendukung Ahok karena mayoritas rakyat Jakarta merupakan muslim.

"Sehingga kami sepakat berkomitmen untuk berjuang mengalahkan Ahok di media sosial dan Pilkada serta pengadilan secara konstitusional, walau kekuatan kami di hadapan kekuatan para oligarki ibarat sekoci-sekoci kecil yang ingin menenggelamkan kapal induk," ujarnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us