Sandiaga Pastikan Pembicaraan Masuk PPP Matang, Ingin Berjalan Alami

Jakarta, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, memastikan pihaknya sedang berupaya masuk menjadi kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP), usai keluar dari Partai Gerindra belum lama ini.
Mantan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini memastikan, pembicaraan mengenai kepindahannya ke PPP sudah matang. Saat ini, Sandiaga masih menunggu arahan lebih lanjut.
"Ini kita lagi upayakan, mudah-mudahan. Dapat kami sampaikan pembicaraannya sudah sangat matang dengan Plt Ketum (PPP, Muhamad Mardiono), kita tunggu arahan," kata dia dalam acara RealTalk with Uni Lubis di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (9/5/2023).
1. Sandiaga tak ingin terburu-buru soal kepindahan ke PPP

Sandiaga tak ingin terburu-buru soal kepindahan dari Gerindra ke PPP. Menurutnya, kepindahan keanggotaan partai politik biar terjadi secara alami.
Politikus yang akrab disapa Sandi itu baru sekitar sebulan pamit mundur dari Gerindra. Saat ini, ia sedang berfokus menata langkah politiknya jelang Pemilu 2024.
"Ini akan berproses secara alami, secara natural, tidak terburu-buru, tidak tergesa-gesa, belum satu bulan saya pamit mundur dari Gerindra. Sekarang lagi menata langkah ke depan, tapi pembicaraan dengan PPP terus berlanjut, semakin intensif, dan mudah-mudahan di bukakan jalannya," tutur dia.
2. Kriteria capres dan cawapres Sandiaga diistilahkan dengan 3G

Sandiaga menjelaskan, kriteria pribadi capres dan cawapres yang layak maju pada Pemilu 2024. Jika melihat dinamika politik saat ini, maka ada tiga kriteria pemimpin ideal. Dia menyebut, kriteria itu dengan istilah 3G.
"Tapi melihat dari kontestan ini mungkin dengan tingkat kepuasan pemerintahan yang tinggi 80 persen, tertinggi dalam sejarah. Di akhir pemerintahan tinggal 18 bulan, menurut saya (kriteria capres dan cawapres) tiga G ya," ucap dia.
3. Kriteria pemimpin, harus bisa cepat dalam pembangunan, menjaga persatuan, dan memanfaatkan potensi

Sandiaga mengatakan, G yang pertama adalah capres dan cawapres harus bisa bergerak cepat dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Pertama itu, gercep atau gerak cepat. Kita harus mempercepat pembangunan kita, karena walaupun sudah capaian infrastruktur itu lihat Lampung, di Banten juga masih banyak tantangan, jalan-jalan yang rusak. Jadi kita harus membangun lebih cepat lagi untuk melayani masyarakat," kata dia.
Kemudian, G yang kedua diistilahkan dengan geber yang punya akronim gerak bersama. Sandiaga menuturkan, capres dan cawapres harus bisa mengedepankan kebersamaan dan pesatuan.
"Jangan sampai dipecah belah lagi, kita semua bersama, bagaimana konsep demokrasi di Indonesia ini cukup inovatif ya, bertanding jadi bersanding, berkompetisi, berkolaborasi, dan rukun guyub, sesuai gotong royong," tutur Sandiaga.
Selanjutnya, kata Sandiaga, G yang ketiga ialah gaspol alias garap semua potensial. Capres dan cawapres wajib memahami berbagai aspek pembangunan. Dengan begitu semua potensi di Indonesia bisa dimanfaatkan.
Indonesia saat ini sangat berpotensi jadi salah satu negara maju baru. Menurut Sandiaga, pemimpin yang baik bisa memanfaatkan peluang tersebut.
"Dalam semua aspek, jadi kita gak bisa lagi hanya membangun ini, tapi semua kan Indonesia luas, harus kita lihat dari demografi, geografi, sektor pariwisata, pendidikan, kesehatan. Itu kita gaspol semua. Kita punya jendela yang sangat sempit menuju Indonesia maju, kalau kita miss, ini akan hilang karena bonus demografi kita hanya terjadi sekali," tutur dia.
Sandiaga lantas mengungkapkan, istilah huruf G yang disebutnya tidak terkait nama salah satu capres, yakni Ganjar Pranowo.
"Menurut saya tiga G ini dan gak ada hubungan dengan nama capres yang ada dengan G, siapapun yang akan memimpin ini menurut saya rumusnya ini," imbuh Sandiaga.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.