Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sedih, 752 Dokter Meninggal karena COVID-19 Selama Pandemik

ilustrasi nakes kelelahan setelah memberikan pelayanan pasien positif COVID-19 (IDN Times/Ervan)

Jakarta, IDN Times - Bidang Advokasi Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Eka Mulyana, mencatat sampai Maret 2022 ada 752 dokter umum dan dokter spesialis yang meninggal karena COVID-19.

"Setelah bulan Maret 2022, belum tercatat dokter meninggal karena COVID-19. Meski demikian, kami mengimbau rekan sejawat dokter dan dokter spesialis tetap menjalankan protokol Kesehatan ketat dan mengenakan APD lengkap saat menangani kasus COVID-19,” kata Eka dalam siaran tertulis, Rabu (22/6/2022).

1. Kematian dokter tersebar di 29 provinsi

Ilustrasi pemakaman pasien positif COVID-19. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

Eka menerangkan, sebanyak 752 kematian dokter tersebut tersebar dari 29 provinsi di Indonesia.

Sepanjang pandemik, Tim Mitigasi mencatat sebanyak 252 dokter meninggal pada 2020. Kemudian pada 2021, ada 495 dokter meninggal karena COVID-19, sepanjang Januari hingga Maret 2022 ada dan 5 dokter.

2. IDI minta para nakes tetap waspada

ilustrasi tenaga kesehatan. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Mesti tidak ada kematian dokter setelah Maret 2022, namun dia meminta tenaga kesehatan medis baik dokter umum maupun dokter spesialis untuk tetap waspada pada kasus COVID dan juga penyakit menular lainnya.

"Tim Mitigasi IDI mengimbau apabila ada rekan sejawat dokter dan dokter spesialis menemukan gejala sesuai dengan COVID-19, ataupun penyakit menular yang sedang menjadi sorotan kewaspadaan, agar segera dilaporkan pada Dinas Kesehatan setempat," imbaunya.

3. Pandemik belum selesai

Petugas melakukan tes cepat antigen kepada calon penumpang kereta listrik (KRL) di Stasiun Tangerang, Banten, Senin (21/6/2021). ANTARA FOTO/Fauzan.

Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi, mengingatkan pandemik masih belum selesai. Untuk itu, dia meminta kerja sama semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk tetap menjalankan berbagai upaya kewaspadaan, strategi pencegahan, dan sistem pengendalian penularan yang kuat.

"Penanganan ini tidak bisa dilakukan oleh tenaga medis saja, namun semua pihak secara bersamaan,” ujar Adib.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us