Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Setahun Menjabat, Emak-emak Kecewa Anies Belum Pernah ke Kampung Pulo

(Kampung Pulo, Jakarta) IDN Times/Margith Julia Damanik
(Kampung Pulo, Jakarta) IDN Times/Margith Julia Damanik

Jakarta, IDN Times - Setahun sudah Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah kebijakan telah dilakukan Anies untuk membangun ibu kota.

Lantas, sudahkah program-program kerja Anies selama setahun ini merangkul seluruh warga Jakarta?

IDN Times mengunjungi kawasan Kampung Pulo untuk mengetahui pendapat mereka tentang pemerintahan Anies selama setahun ini. Berlokasi di daerah Jakarta Timur, sejumlah warga, terutama 'emak-emak' di kawasan ini mengaku belum pernah dikunjungi oleh gubernurnya sendiri. Warga Kampung Pulo merupakan korban penggusuran pada 2015 silam.

“Waktu itu cuma Sandiaga Uno (yang berkunjung), waktu kampanye wakil gubernur,” kata Kurniati, salah satu warga yang tinggal di kawasan Kampung Pulo.

Mereka mengaku khawatir jika Anies sama seperti pejabat lain yang kerap melupakan masyarakat kecil ketika sudah memperoleh jabatannya.

Selengkapnya kata warga Kampung Pulo tentang Anies, yang berikut ini.

1. Kecewa Anies belum sempat kunjungi Kampung Pulo

(Emak-emak di Kampung Pulo) IDN Times/Margith Julia Damanik
(Emak-emak di Kampung Pulo) IDN Times/Margith Julia Damanik

Kepada IDN Times, sejumlah ‘emak-emak’ yang tengah berkumpul bersama itu mengaku beberapa kali sempat mendapat informasi bahwa Anies akan datang. Namun, berdasarkan cerita mereka karena satu dan lain hal Anies tak jadi datang.

“Waktu itu katanya mau datang. Tapi gak jadi,” kata Erni salah satu ‘emak-emak’ yang tinggal di kawasan Kampung Pulo. “Kecewalah. Kan mau ngeluarin keluh kesah langsung,” kata Kurniati, ‘emak-emak’ kampung Pulo lainnya yang mengaku kecewa karena Anies tak juga datang berkunjung.

2. Punya keluh kesah yang ingin disampaikan

(Kampung Pulo, Jakarta) IDN Times/Margith Julia Damanik
(Kampung Pulo, Jakarta) IDN Times/Margith Julia Damanik

Saat ditanya IDN Times apa yang akan disampaikan oleh ‘emak-emak’ Kampung Pulo jika Anies datang berkunjung, semua kompak menjawab “banyak,” dengan suara lantang.

“Saya minta KJP untuk anak-anak sekolah jangan sampai keputus,” kata Hasanah, salah satu warga yang tinggal di Kampung Pulo. “Jangan sampai ada penggusuran lagi,” tambahnya dengan suara bergetar.

Berbeda dengan Hasanah, Dina, seorang Ibu yang tinggal di Rusun Jatinegara mengeluhkan soal besarnya biaya yang harus dikeluarkannya setelah tinggal di rusun. Rusun Jatinegara sendiri disiapkan menjadi tempat tinggal warga yang digusur dari Kampung Pulo.

“Biasa gak bayar rumah waktu tinggal di Pulo nah sekarang di Rusun bayar,” kata Dina. Hal ini menurutnya membuat warga kewalahan dan memiliki banyak utang tunggakan bayaran.

3. Bertahan di Kampung Pulo karena tak dapat unit di Rusun

IDN Times/Margith Julia Damanik
IDN Times/Margith Julia Damanik

Kepada IDN Times, sejumlah ‘emak-emak’ mengaku tetap tinggal di kawasan Kampung Pulo lantaran tak kebagian unit di rusun. Selain itu, besarnya biaya yang mereka harus bayarkan saat tinggal di rusun membuat mereka memilih tinggal di sisa rumah yang tak dirobohkan pada 2015 lalu.

Kawasan Kampung Pulo kini memiliki jalanan yang cukup lebar. Muat untuk dua mobil berpapasan dengan normal. Namun, rumah warga tak sedikit yang tak layak huni.

Bahkan tak jarang yang tinggal di bangunan yang tak lagi utuh. Hanya bangunan sisa rumahnya yang dulu. Kecil dan sempit. Namun milik sendiri, sehingga membuat warga enggan angkat kaki.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us