Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Setelah Sontoloyo, Kini Jokowi Sindir Politikus 'Politik Genderuwo'

Twitter/@KSPgoid

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko 'Jokowi' Widodo angkat bicara terkait banyaknya politikus di Tanah Air yang kerap berbicara tanpa didasari data dan fakta yang ada. Apalagi menjeleng Pilpres dan Pileg yang akan dilaksanakan pada 2019.

Apa sindiran Jokowi terhadap politikus, setelah sebelumnya ia menyebut 'polisi sontoloyo'? 

1. Politikus seharusnya menjaga kesejukan dalam berdemokrasi

Twitter/@KSPgoid

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan seharusnya para politikus ikut menjaga keharmonisan dan kerukunan dalam menjaga pesta demokrasi, agar terselenggara dengan aman tanpa adanya konflik yang berkepanjangan.

"Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, dan kekhawatiran. Setelah takut, yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat emang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga, masyarakat akan menjadi ragu-ragu," kata Jokowi di Gelanggang Olah Raga Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (9/11).

2. Jokowi singgung politik 'genderuwo'

Uniknya, Jokowi memberikan istilah tersendiri dengan sebutan 'politik genderuwo', terhadap para politisi yang kerap membuat ketakutan dan kekhawatiran di tengah masyarakat.

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masak masyarakat nya sendiri dibuat ketakutan? Itu namanya 'politik genderuwo', menakut-nakuti," ujar mantan Wali Kota Solo itu.

3. Peran politikus harusnya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat

Twitter/@KSPgoid

Jokowi berharap tidak ada lagi yang menggunakan cara-cara yang tidak beretika dalam berpolitik. Justru, peran politikus yang sesungguhnya adalah memberikan pendidikan politik kepada masyarakat, agar mereka dapat memahami arti bernegara dan dapat memilih pasangan yang tepat, tanpa adanya unsur paksaan dari berbagai pihak.

"Kita harus mengarahkan kematangan dan kedewasaan berpolitik dengan cara-cara seperti itu (santun). Oleh sebab itu, sering saya sampaikan: hijrah dari ujaran kebencian kepada ujaran kebenaran, hijrah dari pesimisme kepada optimisme, hijrah dari kegaduhan ke kerukunan dan persatuan," kata Jokowi.

Semoga kuntilanak dan pocongnya gak ikutan berpolitik, ya Pak.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us