Sinergi PLN dan Kementerian ESDM untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta, IDN Times - IDN Times mengawali tahun 2025 dengan penuh semangat. Hal ini direalisasikan dengan program “Semangat Awal Tahun 2025”, forum untuk menjembatani pemahaman akan program unggulan pemerintah yang perlu diketahui secara luas oleh masyarakat, terutama kalangan Millennial dan Gen Z yang diadakan tanggal 15-16 Januari 2025 di The Plaza, IDN HQ.
Hari kedua, pada sesi 6 semakin menarik dengan membahas tema “Energi Berkelanjutan untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi” bersama narasumber Purnomo Yusgiantoro selaku Penasihat Presiden Prabowo Bidang Energi, Zainal Arifin selaku EVP Aneka Energi Terbarukan PLN, dan Eniya Listiani Dewi selaku Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM. Yuk, simak lebih lanjut pemaparannya!
1. Peran PLN dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen

Dari data yang disampaikan oleh Zainal Arifin, pertumbuhan 2024 mencapai 17,79 TWh merupakan pertumbuhan tertinggi dan tahun 2025 diproyeksikan tumbuh sebesar 18,45 TWh lebih tinggi dari 2024 untuk mendorong rencana pertumbuhan ekonomi menuju 8 persen.
Zainal juga menjelaskan terkait peran PLN dalam mencapai target pertumbuhan listrik di Indonesia seiring dengan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT), “Sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto tentang swasembada energi. PLN saat ini sedang berupaya untuk mengurangi ketergantungan impor, salah satunya dengan elektrifikasi sektor transportasi. Alhamdulillah, EV sudah mulai emerging. Sekarang kita align target di 6,2 dan itu pun sudah bisa support untuk yang 8 persen,” paparnya.
2. Kendala utama dalam implementasi EBT di Indonesia

Menurut Purnomo Yusgiantoro untuk mencapai transisi energi menuju target EBT terkendala pada permasalahan di setiap generasi yang berbeda-beda. Dalam penjelasannya saat sesi, Purnomo menyarankan kepada pemerintahan untuk melakukan dua hal, yaitu Supply Side Policy dan Demand Side Policy untuk menuju NZE 2060.
Di sisi lain, kendala yang dihadapi PLN dalam implementasi EBT yaitu land acquisition dan edukasi kepada masyarakat. “PLN harus mencari breakthrough dan sudah dilakukan, salah satunya di PLTS Terapung Cirata. Selain itu, kita juga bisa melakukan sinergi dengan Kementerian PUPR terkait penggunaan lahan,” jelas Zainal.
Eniya Listiani Dewi selaku Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM pun juga menambahkan “Kerja sama dengan PUPR sudah kita dorong, 259 bendungan sudah bisa dipakai. Dan alhamdulillah yang terbaru PLN juga sudah bekerja sama dengan PLTS Terapung di Karangkates untuk meningkatkan produksi,” ungkapnya.
PLTS Terapung Karangkates diproyeksikan mampu memproduksi listrik bersih hingga 219 Gigawatt hour (GWh) untuk menyuplai kebutuhan listrik di Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Begitu beroperasi, PLTS Karangkates akan memberikan banyak manfaat untuk sektor ketenagalistrikan di Indonesia, termasuk peningkatan kapasitas EBT dan mereduksi emisi karbon hingga 180 ribu ton CO2 per tahun.
3. Program pengembangan EBT dari PLN dan Kementerian ESDM untuk generasi muda

Dalam upaya melibatkan generasi muda untuk mengembangkan EBT, PLN memiliki program yakni Connext powered by PLN. Salah satu program inkubasi dan kolaborasi yang ditujukan untuk membangun ekosistem PLN dengan melibatkan berbagai startup baik yang berhubungan langsung dengan kelistrikan dan tidak berhubungan langsung.
Hal serupa dilakukan oleh Kementerian ESDM dengan berbagai program, seperti Patriot Energi, Goes to Campus, Gerilya dan lainnya. Dalam program-program tersebut, generasi muda dapat langsung terjun menjangkau lokasi yang terbilang sulit, untuk mengidentifikasi kebutuhan energi di wilayah tersebut serta membantu menghadirkan listrik di wilayah terpencil. (WEB)