Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sosok Arswendo di Mata Sang Anak: Apa Adanya dan Selalu Pegang Pulpen

IDN Times/Hana Adi Perdana

Jakarta, IDN Times - Sosok Arswendo Atmowiloto telah tiada. Namun, semangat hidup dan jasa-jasanya selalu hidup dalam kenangan anak-anaknya.

Hal itu diungkap langsung oleh anak ketiga Arswendo, Caecilia Putri. Baginya, sang ayah merupakan sosok yang luar biasa dalam hidupnya. 

"Bukan sebagai ayah saja, seperti teman ke anak-anak. Selama saya menjadi anaknya, semuanya berkesan. Jadi, semuanya meninggalkan kenangan yang mendalam," kenang sang anak saat ditemui di Gereja Matius, Bintaro, Sabtu (20/7).

1. Sosok apa adanya

IDN Times/Hana Adi Perdana

Caecilia juga mengenal sang ayah sebagai sosok apa adanya. Dia tak sungkan mengungkapkan sesuatu dengan apa adanya. 

Tidak hanya itu, sang ayah juga senang berbagi kebahagiaan dengan keluarga lewat candaannya. 

"Dia orang yang ceplas ceplos, apa adanya, dan kami sekeluarga senang bercanda. Bapak di TV sering ketawa, di rumah pun juga sama," tuturnya.

2. Senang berkarya

IDNTimes.com

Dia juga mengungkapkan, sang ayah tak pernah lelah untuk selalu berkarya. Caecilia mengatakan, keluarganya merasa senang ketika mengetahui salah satu karya sang ayah, yakni Keluarga Cemara, diangkat ke layar lebar. 

"Saya hampir tidak pernah melihat bapak tidak megang pulpen untuk menulis dan di depan laptop. Kalau karya yang masih dicita-citakan mungkin ada, tapi saya tidak tahu. Tapi yang pasti Keluarga Cemara dijadikan film membuat keluarga senang tentunya," jelas dia.

3. Momen paling berharga

twitter.com/arswendo_atmo

Bagi Caecilia, setiap waktu yang dihabiskan bersama sang ayah dan keluarganya merupakan momen paling spesial dan berharga. 

Bagi dirinya, keluarga adalah harta yang paling berharga. Dia bersyukur selalu bisa berkumpul bersama keluarga.  

"Semua (momen) mau sesederhana apa pun momen saya, adalah momen berkesan. Mau pun makan bersama. Ketika bapak dirawat di rumah, kami selalu berkumpul di kamar untuk nyanyi-nyanyi, peluk, cerita, dan ketawa. Justru di saat terakhir yang kami rasakan adalah keluarga," ungkapnya.

4. Pesan bermakna sang ayah

IDN Times/Hana Adi Perdana

Meski sudah tiada, Caecilia bersama suadara-saudaranya selalu mengingat baik-baik pesan sang ayah. Baginya, pesan itu sangat bermakna bagi anak cucunya kelak. 

"Bapak mengajarkan ke kami selalu bersyukur, mau senang, sedih, bahagia, kecewa, semua harus syukur. Dengan demikian, kami bisa jalani hidup dengan mudah dan baik," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sunariyah
EditorSunariyah
Follow Us