Stasiun Bertumpuk MRT Jakarta Fase 2 Dibangun di Kawasan Gajah Mada

- Stasiun Mangga Besar dan Sawah Besar menjadi stasiun bertumpuk pertama di Indonesia, disesuaikan dengan keterbatasan ruang kota.
- Kanal Gajah Mada jadi perhatian utama, dibangun struktur dek dengan bentang 19 meter dan tinggi 1,7 meter menggunakan rapid jet method.
Jakarta, IDN Times – Kawasan Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, seakan tak punya lagi ruang. Jalanan padat, bangunan tua berdempetan, dan bersejarah melekat di setiap sudut. Di tengah sesaknya kota, proyek MRT Jakarta Fase 2A mencari ruang di perut bumi kawasan tersebut.
Direktur Konstruksi MRT Jakarta, Weni Maulina, mengatakan, stasiun MRT di kawasan ini didesain secara vertikal dengan empat lantai ke bawah tanah. Platform kereta ke arah utara dan selatan pun ditempatkan di lantai berbeda.
"Karena area kerjanya sangat sempit, area yang bisa digunakan untuk stasiun juga sangat terbatas. Maka itu stasiunnya kami desain dengan 4 level ke bawah," ujar dia, dalam pemaparannya Media Fellowship Program di Wisma Nusantara, Kamis (18/7/2025) lalu.
1. Jadi stasiun bertumpuk pertama

Desain ini menjadikan Stasiun Mangga Besar dan Sawah Besar sebagai stasiun bertumpuk pertama di Indonesia. Struktur bangunannya benar-benar disesuaikan dengan keterbatasan ruang kota.
"Desain ini mengharuskan pembangunan fasilitas secara bertingkat atau bertumpuk ke bawah. Ini mungkin desain stacked yang pertama yang ada di Indonesia," kata Weni.
Konsekuensinya, elevasi terowongan dari Harmoni ke Sawah Besar harus disesuaikan.
2. Kanal jadi perhatian pembangunan

Kanal Gajah Mada pun jadi perhatian utama. Untuk menjaga kapasitas aliran tanpa menyentuh badan air, MRT Jakarta membangun struktur dek dengan bentang sepanjang 19 meter dan tinggi 1,7 Meter.
Untuk membangun koridor bawah tanah yang menyeberangi kanal, MRT Jakarta menggunakan rapid jet method. Pekerjaan ini hanya dilakukan saat musim kering dan dibagi dalam dua tahap agar fungsi kanal tetap berjalan.
Selain itu, meski stasiun berada di sisi Gajah Mada, penghubung ke sisi Hayam Wuruk tetap dibangun.
"Koridor penghubung ini juga yang menjadi tantangan tersendiri karena kita harus bangun di bawah tanpa harus menutup jalan, dan tanpa boleh mengganggu jalan juga," kata dia.
3. Target operasi 2027

Pembangunan MRT Jakarta Fase 2A terus menunjukkan kemajuan. Hingga 25 Juni 2025, progres fisik proyek dari Bundaran HI menuju Kota telah mencapai 49,99 persen, sedikit lebih tinggi dari rencana semula yang ditetapkan sebesar 48,54 persen.
Proyek ini terdiri dari dua segmen. Segmen pertama menghubungkan Bundaran HI hingga Monas dan ditargetkan bisa beroperasi pada Desember 2027.