Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tagar 2019 Ganti Presiden Ramai di Media Sosial, Ini Pendapat Para Politisi

Twitter/@PMfmcollection

Jakarta, IDN Times – Kaus bertanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden mulai ramai diperbincangkan di media sosial. Hal tersebut secara tidak langsung mengungkapkan ingin adanya pergantian presiden untuk periode 2019-2024 mendatang. 

Tengah ramai diperbincangkan, sejumlah politisi pun memberikan tanggapan mereka mengenai hashtag tersebut.

1. Jokowi tetap miliki tonggak kesuksesan

Default Image IDN

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (Romi) menganggap jika tagar tersebut adalah hal yang biasa dalam demokrasi. Karena menurutnya, pertarungan 2019 sudah mencuat hanya dua kutub saja.

“Jadi pasti yang melontarkan tagar itu adalah lawan-lawan politik Pak Jokowi dan itu hal yang biasa, demokrasi,” jelas Romi di Ruang Fraksi PPP, Gedung DPR RI, Rabu (4/4).

Tetapi pada sisi yang lain, sambung Romi, tentu PPP tetap memiliki keyakinan bahwa pemerintah di bahwa kepemimpinan Presiden Jokowi adalah pemerintahan yang memiliki tonggak kesuksesan. 

“Kalau tagar yang kemarin itu seperti yang sudah diumumkan, maka kita juga punya tagar yang lain, yaitu lanjutkan 212,” tambahnya.

 

2. Fadli dukung gerakan ganti presiden 2019

Default Image IDN

Ramainya tagar tersebut, ternyata juga disambut positif oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Fadli mengatakan jika dirinya juga mendukung gerakan ganti presiden 2019 tersebut. Pendapatnya, memang sudah saatnya Indonesia mengganti presiden untuk 2019.

Fadli juga menyampaikan alasan dirinya mendukung pergantian presiden, karena pemerintahan Jokowi telah dinilai gagal olehnya. “Ya memang sudah gagal kan. Kalau dari kacamata kami ya memang sudah gagal,” kata Fadli.

3. Tagar tersebut dinilai tidak substansi

Default Image IDN

Sementara, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB Daniel Johan mengungkapkan bahwa tagar yang menjadi hiruk pikuk tersebut, dianggapnya tidak memiliki substansi. Menurutnya, harusnya yang menjadi masala utama lebih kepada persoalan rakyat.

“Karena sebenarnya persoalan substansi adalah kita mengangkat persoalan rakyat, apa yang masih kurang dari rakyat, apa yang menjadi harapan rakyat, apa yang menjadi keluhan rakyat itulah yg menjadi fokus utama,” jelas Daniel, di Gedung DPR RI, Rabu (4/4).

Sehingga, lanjut Daniel, jika memang ada perbaikan atau masukan untuk pemerintahan yang sekarang, bisa menjadi masukan yang konstruktif.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Teatrika Handiko Putri
EditorTeatrika Handiko Putri
Follow Us