AHY: Demokrat Bukan Partai Kerajaan, Saya Dipilih Secara Demokratis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Dinasti politik sudah menjadi hal yang tidak asing di Indonesia. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahkan menjadi salah satu yang kerap dikaitkan dengan istilah tersebut. Bahkan, saat muncul kasus kudeta Partai Demokrat, kepemimpinan AHY dikaitkan dengan dinasti politik.
Menanggapi hal itu, AHY mengatakan, kepemimpinannya di Demokrat bukanlah pengaruh dinasti politik. Dia menuturkan, kepemimpinannya sudah melalui pemilihan secara demokratis dan persetujuan Kongres Partai Demokrat 2020.
"Harus dilihat secara jernih, kalau yang dianggap karena dulu bapaknya adalah ketua umum partai, kemudian berikutnya adalah anaknya. Kalau hanya dilihat seperti itu, tidak dilihat secara utuh ya, mungkin ada yang bisa menyimpulkan, 'wah itu kalau gitu dinasti politik, Demokrat itu hanya dikuasai oleh keluarga Yudhoyono', misalnya," kata AHY dalam wawancara khusus bersama IDN Times, Kamis (17/6/2021).
"Tapi saya mengatakan, silakan tanya kepada para pemilik suara yang sah, para kader Partai Demokrat, para pimpinan, tidak hanya di tingkat pusat tetapi juga di tingkat provinsi, kabupaten, kota," lanjut putra sulung Suslilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Baca Juga: Survei: Prabowo-Puan Paling Ideal, Disusul Ganjar-Erick dan Anies-AHY
1. AHY sampaikan kepemimpinannya di Demokrat melalui proses yang demokratis
Menurut AHY kepemimpinannya di Demokrat merupakan keputusan sah melalui kongres dan sesuai AD/ART partai. Dia juga menyebut proses pemilihannya berjalan dengan demokratis.
"Dengan demikian, prosesnya berjalan demokratis dan menghasilkan produk-produk yang demokratis termasuk terpilihnya AHY sebagai ketua umum untuk masa bakti 2020-2025," ujar dia.
2. AHY sebut Demokrat bukanlah partai kerajaan
Dengan adanya pemilihan secara demokratis itu, AHY menegaskan, kepemimpinannya di Demokrat saat ini bukan secara tiba-tiba diturunkan kepadanya. Dia juga membantah Demokrat bukanlah partai kerajaan.
"Jadi artinya tidak ada sesuatu yang diturunkan begitu saja, karena bukan negara kerajaan, bukan juga partai yang kerajaan seperti yang mungkin sebagian merasa itu ada dinasti politik," kata dia.
"Tapi tidak apa-apa, saya selalu terbuka dengan tudingan-tudingan semacam itu, yang penting lebih baik saya bisa membuktikan bahwa ini bukan hanya sekadar urusan internal," tambah AHY.
3. AHY sebut semua yang dilalui secara demokratis tidak bisa disebut dinasti politik
AHY mengaku apa yang telah dia perjuangkan selama ini merupakan perjuangan Demokrat untuk rakyat. Sehingga, kata dia, semua yang dipilih secara demokratis tidak bisa disebut sebagai dinasti politik.
"Artinya, kalau semua itu melalui proses demokratis, apakah itu Pilkada, pemilihan anggota legislatif, pemilihan presiden, kalau itu memang melalui proses yang demokratis, maka tidak bisa ada yang mengatakan itu adalah produk dari dinasti politik," ujar AHY.
Baca Juga: AHY dan Airlangga Punya Kans Besar Jadi Kuda Hitam di Pilpres 2024