Demokrat Merapat ke Gerindra, Koalisi Jokowi Panik?

Ketum PPPRomahurmuziy yakin Demokrat akan bersama Jokowi.

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau yang akrab disapa Romi, menanggapi kabar Partai Demokrat yang akan merapat ke koalisi Gerindra dan PKS. Romi menyebut, dia tak yakin Demokrat akan merapat ke Gerindra.

Bahkan, kata dia, masih ada peluang Demokrat merapat ke koalisi Jokowi.

Mendengar pernyataan Romi tersebut, Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahahean mengatakan, pernyataan Romi tersebut hanya menunjukkan kepanikan koalisi Jokowi, karena Demokrat akan merapat ke Gerindra dan PKS.

1. PPP yakin Demokrat tidak akan berkoalisi dengan Gerindra

Demokrat Merapat ke Gerindra, Koalisi Jokowi Panik?ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Melihat sikap politik Demokrat yang akan merapat ke Gerindra dan PKS, Romi mengatakan bahwa dirinya masih belum melihat tanda-tanda adanya koalisi itu. Ia pun yakin bahwa Demokrat masih tetap akan merapat ke koalisi Jokowi.

"Saya melihat belum ada tanda-tanda itu. Tanda-tanda yang jelas, justru Demokrat merapat ke Pak Jokowi. Itu yang saya lihat karena beberapa kali pertemuan antara Pak SBY dengan Pak Jokowi sudah berlangsung baik bulan Ramadan maupun sebelum Ramadan," kata Romi di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta, Senin (9/7).

2. Pernyataan Romi dianggap kepanikan jelang Pilpres 2019

Demokrat Merapat ke Gerindra, Koalisi Jokowi Panik?IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahahean mengatakan pihaknya enggan menggubris celotehan Romi tersebut. Ia bahkan mengungkapkan, pernyataan Romi hanya sebuah kepanikan bahwa SBY dan Prabowo akan berkoalisi.

"Mereka tahu kalau SBY dan Prabowo bersatu, mereka akan kalah dengan kami. Mereka akan celometan menggagalkan koalisi antara Prabowo dengan SBY, gitu saja. Jadi itu cuma sikap-sikap panik. Jadi kami tidak terlalu menganggap Romi itu sebagai pentinglah omongan dia," ujar Ferdinand saat dihubungi wartawan, Senin (9/7).

Ia mengaku, saat ini komunikasi Demokrat dengan PDIP juga sudah tidak pernah ada lagi. Komunikasi yang dilakukan dengan Jokowi pun semakin berkurang.

"Komunikasi politik antara Demokrat dan PDIP kan tidak ada sama sekali. Komunikasi politik dengan Pak Jokowi agak berkurang. Tidak seperti dulu," ungkap dia.

3. Demokrat nyaman berkoalisi dengan Gerindra

Demokrat Merapat ke Gerindra, Koalisi Jokowi Panik?ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Ferdinand menuturkan, saat ini Partai Demokrat memang tengah membangun komunikasi politik dengan semua pihak. Namun, Demokrat juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum memutuskan berkoalisi.

Salah satunya adalah tentang cawapres yang diinginkan diambil dari Demokrat. Ferdinand menjelaskan, Demokrat lebih nyaman dengan koalisi yang menyamaratakan kedua belah pihak. Seperti misalnya, jika Jokowi yang menjadi capres, maka Demokrat harus mengambil andil dalam keputusan cawapres.

"Tapi penentuan cawapresnya itu menjadi sangat menentukan bagi Partai Demokrat, karena kami kan punya kepentingan juga, kalau kami tidak diajak bicara juga terkait itu, artinya tidak mungkin koalisi," terang Ferdinand.

Dan saat ini, lanjut dia, pembangunan koalisi dengan Gerindra cukup membuat Demokrat nyaman. Sebab, syarat-syarat koalisi yang diajukan oleh Partai Demokrat dipenuhi hingga hari ini.

"Yaitu, ayo kita bahas cawapresnya bersama-sama. Ayo visi misinya kita bahas bersama-sama. Jadi ada kesetaraan. Membangun kebersamaan. Jadi kami lebih nyaman dengan koalisi yang seperti itu," ucapnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya